Advertisement

Puluhan Gedung Sekolah di Bantul Butuh Perbaikan, Rata-rata Kerusakan Atap Bangunan

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 26 Desember 2024 - 10:07 WIB
Sunartono
Puluhan Gedung Sekolah di Bantul Butuh Perbaikan, Rata-rata Kerusakan Atap Bangunan Ilustrasi gedung sekolah rusak / JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul mencatat masih ada puluhan sekolah yang butuh rehabilitasi atau perbaikan. Rata-rata gedung sekolah tersebut mengalami kerusakan di bagian atap dan dibangun seusai gempa 2006 silam. Adapun pembangunan gedung sekolah pada 2025 mendatang akan ditangani langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum .

Kepala Disdikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto menyatakan masih ada puluhan sekolah yang butuh penanganan di Bantul. Sekolah-sekolah tersebut mengalami kerusakan di atap dan plafon. Menurut Nugroho, gedung sekolah-sekolah tersebut sudah termakan usia, sehingga sudah saatnya mendapat penanganan. 

Advertisement

BACA JUGA : Baru Selesai Diperbaiki, Bangunan SMP di Kretek Bantul Rusak, Disdikpora Peringatkan Kontraktor

Puluhan gedung sekolah yang ada di Bantul dibangun tahun 2007 atau pasca gempa 2006. Sehingga kondisi gedung bangunan sebagian telah rusak. "[Gedung sekolah yang rusak] merata tersebar di 17 kapanewon," ujarnya, Kamis (26/12/2024).

Nugroho menilai dengan kondisi tersebut, sekolah tersebut perlu segera mendapat penanganan. Karena untuk menunjang pembelajaran, sehingga murid dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan aman dan nyaman. 

Kepala Bidang PAUD/TK Disdikpora Bantul, Supardi mengaku rehabilitasi sekolah tahun depan akan dipegang oleh Kementerian PU. Sementara sejuah ini, Pemkab Bantul masih menunggu petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan proyek tersebut. "Kebijakannya dari pusat," ujarnya

Ia berharap rehabilitasi sekolah tersebut dapat menyasar puluhan yang rusak di Bantul. Dia berharap rehabilitasi sekolah tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. "Harapannya perbaikan fisik bisa mendukung pembelajaran, sehingga [pembelajaran] lebih menyenangkan," ikatanya.

Pada 2025 mendatang, Disdikpora Bantul hanya menangani pengadaan non fisik berupa alat permainan edukatif. Penyediaan alat permainan edukatif tersebut untuk menunjang pembelajaran di sekolah. 

Nugroho menyebutkan bahwa sekolah-sekolah yang ada di Bantul pun masih memerlukan tambahan fasilitas pembelajaran berupa komputer. Kebutuhan tersebut selama ini menjadi kendala bagi beberapa sekolah untuk menyelenggarakan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD). Jumlah siswa melebihi ketersediaan komputer yang ada, membuat siswa-siswa tersebut bergiliran untuk mengerjakan ASPD.

BACA JUGA : Banyak Sekolah di Gunungkidul Perlu Diperbaiki, Ini 10 Titik yang Disasar Tahun Ini

Dia pun menilai kebutuhan komputer tersebut sangat diperlukan sekolah-sekolah yang ada di Bantul.  "Harapannya ujian [ASPD] berbasis Teknologi Informasi [TI] bisa memperlancar [proses ujian], tanpa harus antre per sesi," ucapnya. 

Pihaknya pun telah mengusulkan agar ada anggaran untuk menambah komputer di beberapa sekolah. Dia berharap usulan tersebut disetujui, sehingga pelaksanaan ASPD dapat lebih optimal. Keberadaan komputer untuk menunjang pembelajaran diperlukan di era digital. Keberadaan infrastruktur pembelajaran tersebut akan mendukung pembelajaran modern untuk generasi mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Banjir Rendam 2 Sekolah di Kulonprogo

Banjir Rendam 2 Sekolah di Kulonprogo

Jogjapolitan | 6 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Desain Besar Otonomi Daerah Perlu Atur Soal Evaluasi Pemda

News
| Kamis, 26 Desember 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal

Wisata
| Rabu, 25 Desember 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement