Advertisement
Mahasiswa Monash University Belajar Urban Farming di Kali Code
Puluhan mahasiswa 55 Monash University Australia SAAT mengunjungi Kali Code untuk menimba ilmu terkait dengan asal/usul Kali Code hingga urban farming, belum lama ini.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Belum lama ini, sebanyak 55 mahasiswa Monash University Australia berkunjung ke kawasan Kali Code. Mereka hadir dalam rangka mempelajari kehidupan masyarakat bantaran Kali Code melalui Sekolah Sungai.
Pengelola Sekolah Sungai, Harris Syarif Usman, menuturkan selama ini Monash University hanya mendengar tentang Kali Code sebagai ikon Kota Jogja.
Advertisement
Kali Code dikenal sebagai legenda dengan berbagai pernik pernik kehidupan warga marginal pinggir kali. Dia mengatakan, mahasiswa diajak untuk berdiskusi terkait dengan asal muasal adanya perkampungan yang lebih dikenal dengan Ngebanan karena banyaknya toko penjual ban.
Mahasiswa juga diceritakan mengenai kiprah Romo Mangun yang berhasil menata kampung tersebut. Warga yang asalnya bekerja serabutan mampu menata lingkungannya sehingga menjadi daya tarik wisatawan.
BACA JUGA: Ratusan Kasus Cerai di Kota Jogja Disebabkan Judi Online dan KDRT
“Dari kawasan Romo Mangun kemudian berpindah untuk melihat dari dekat pertanian urban farming Teras Hijau yang aktif menanam sayuran dan ternak ikan lele. Di RW 10 Cokrokusuman, para mahasiswa menimba ilmu tentang Bank Sampah,” ujar Harris.
Dijelaskan Harris, mahasiswa Monash University turut diajak mengunjungi ruang terbuka hijau dan Taman Robin di Jetis Pasiraman, mempelajari IPAL komunal, perangkat mitigasi bencana berupa early warning system, dan memanen air hujan.
Sesampainya di Kampung Jetisharjo, mahasiswa belajar tentang pengelolaan air bersih hingga IPAL portabel. Menurut Harris, antusiasme mahasiswa luar negeri untuk menimba ilmu di Sekolah Sungai Code sangat tinggi.
“Sudah ribuan mahasiswa luar negeri yang terkesan dan mengikuti program sekolah sungai di mana mereka banyak belajar tentang kehidupan masyarakat bantaran Kali Code, penataan kawasan permukiman, pelestarian ekosistem sungai, budaya lokal, serta urban farming,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pantai Parangtritis Menjadi Lokasi Edukasi Selancar bagi Pemula
- Kraton Jogja Dorong Konservator Masa Depan lewat Pawiyatan Konservasi
- Fasilitas Kesehatan Terdampak Bencana Mulai Pulih Bertahap
- Canter Bus Bisa Jadi Andalan Angkutan Wisata Jogja-Solo
- UPN Beri Penghargaan untuk Suryo, Dinilai Ciptakan Lapangan Kerja
Advertisement
Advertisement





