Advertisement
Berkat Sistem Tumpangsari, Petani Gunungkidul Bisa Panen 2 Komoditas Pangan di Lahan yang Sama
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani di pesisir Gunungkidul saat sekarang mulai panen dua komoditas pangan dalam satu lahan. Hal ini tak lepas dari kebijakan tanam dengan model tumpang sari sehingga dalam satu waktu bisa memanen dua komoditas sekaligus.
Komoditas yang dipanen terdiri dari padi gogo kombinasi dengan jagung atau kacang tanah. Diperkirakan puncak panen ini akan berlangsung pada Februari mendatang.
Advertisement
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian di Kapanewon Tepus, Edi Januari mengatakan, model tanaman tumpangsari merupakan salah satu andalan petani di kawasan pesisir. Ini dinilai sangat menguntungkan karena di satu lokasi bisa ditanam lebih dari satu komoditas tanaman pangan.
“Yang ditanam bisa padi jenis gogo dengan kacang tanah atau jagung. Jadi, model tumpangsari ini juga memudahkan dalam perawatan,” kata Edi, Selasa (21/1/2025).
Dia menjelaskan, pola tanam tumpangsari juga sudah membuahkan hasil. Pasalnya, para petani di Kalurahan Purwodadi, Tepus juga sudah mulai panen padi jenis gogo dan kacang tanah maupun jagung.
“Yang panen sudah lebih dari 80 hektare lahan dengan model tumpangsari,” ungkapnya.
Adapun hasilnya juga bagus. Berdasarkan pengubinan yang dilakukan, padi dengan varietas segreng bisa menghasilkan 3,5 ton per hektare gabah kering giling.
BACA JUGA: Produksi Padi di Gunungkidul Turun Tipis pada 2024, Ini Penyebabnya
“Untuk jagung setelah dilakukan pengubinan bisa menghasilkan 3,3 ton pipil jagung kering. Sedangkan yang dikombinasikan dengan kacang tanah bisa menghasilkan 4 ton per hektarenya,” kata Edi.
Ketua Tim Kegiatan Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Danang Sutopo mengatakan, berdasarkan masa tanam yang telah dilakukan para petani, maka mulai Januari ini sudah memasuki masa panen. Diperkirakan puncaknya terjadi pada Februari mendatang.
“Masa tanamnya mulai Oktober, jadi sudah ada petani yang mulai memanen, baik padi maupun tanaman pangan lainnya seperti jagung, kacang tanah,” kata Danang.
Ia mencatat, masa tanam yang dimulai Oktober 2024 seluas 8.335 hektare untuk tanaman padi dan jagung seluas 8.845 hektare. Selain itu, juga ada komoditas kacang tanah dengan luas tanam 1.292 hektare.
“Memang belum semua wilayah bisa panen. Sebab, yang masa tanamnya belakangan juga panennya mengikuti karena tidak sama dengan yang menanam duluan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dilarang Parkir di Atas Trotoar, Restoran dan Kafe Diminta Menyediakan Lahan Parkir Sendiri
Advertisement
Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Masih Tunggu Juknis Penggunaan APBD untuk Makan Bergizi Gratis
- Gapura di Perbatasan Semin Mulai Rusak, DPUPRKP Gunungkidul Janji Lakukan Perbaikan di Tahun Ini
- Sepanjang 2024, Ada Puluhan Ikan Invasif yang Masih Diperjualbelikan di Bantul
- Ikuti Arahan dari Pusat, Pemkab Gunungkidul Tunda Lelang Pengadaan Barang dan Jasa
- Trans Jogja Listrik Mulai Diuji Coba, Beroperasi Gratis Setahun Mulai Pukul 08.00 WIB
Advertisement
Advertisement