Advertisement
Warga Ngentakrejo Lendah Minta Dibangunkan Embung, Pemkab Kulonprogo: APBD Terbatas
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO–Pemkab Kulonprogo mengaku sudah tidak lagi membangun embung sejak sebelum Covid-19 atau lima tahun terakhir. Alasannya, APBD yang dimiliki Pemkab Kulonprogo terbatas.
Hal ini menjawab permintaan warga Padukuhan Bendo, Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah agar dibangunkan embung supaya wilayahnya tidak dilanda kekeringan saat kemarau dan banjir ketika penghujan.
Advertisement
Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPKP Kulonprogo, Hadi Priyanto mengakui adanya permintaan pembangunan embung di wilayah Lendah. Hanya saja, ia belum dapat memastikan apakah pengajuannya ke DPUPKP atau instansi lainnya. Meski begitu, Hadi menyebut wilayah Padukuhan Bendo, Ngentakrejo, Lendah memiliki potensi mata air untuk dijadikan sumber embung.
"Tapi biasanya permohonan yang masuk ditindaklanjuti, diusulkan ke Pemda DIY atau Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) yang di bawah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum," katanya, Rabu (22/1/2025).
Tindak lanjut itu dilakukan, lanjut Hadi, karena pembangunan embung membutuhkan anggaran besar. Menurutnya, penggunaan APBD untuk pembangunan embung sulit direalisasikan karena keterbatasan anggaran. Pihaknya bahkan masih menunggu pembangunan dua embung yang akan dikerjakan dan didanai oleh BBWSO.
Dua embung itu berada di Kapanewon Pengasih, jelas Hadi, yang status tanahnya milik warga setempat dan sudah diserahkan untuk pembangunan tersebut. “Bahkan sudah ada desainnya tapi belum direalisasikan sejak 2023 tapi masih menunggu kepastian kapan dibangunnya,” jelasnya.
BACA JUGA: Update Pembangunan Tol Jogja-Solo, Sejumlah Titik di Ring Road Barat Dibor, Ini Tujuannya
Hadi menyebut permintaan pembangunan embung dari warga Bumi Binangun memang setiap tahun ada. Terbaru permintaan yang masuk datang dari warga Kapanewon Samigaluh dan Kalibawang tapi lagi-lagi urung terealisasi karena anggaran yang terbatas.
Anggaran untuk embung sendiri pada APBD 2025, lanjut Hadi, hanya untuk pemeliharaan skala kecil. “Itupun hanya satu item pemeliharaan kecil di Pengasih, hanya untuk penambalan kebocoran,” tandasnya.
Sebelumnya Dukuh Bendo, Suparman menyebut embung diperlukan di wilayahnya untuk mengantisipasi bencana kekeringan dan banjir yang rutin terjadi. “Tidak hanya itu tapi juga untuk memaksimalkan pertanian supaya bisa panen dua kali minimal setahun,” tuturnya.
Suparman menerangkan upaya mewujudkan aspirasi warganya itu sudah ia coba semaksimal mungkin. “Dari menembusi Pemerintah Kalurahan Ngentakrejo, Pemkab Kulonprogo, hingga Pemda DIY, selama lima tahun ini. Kami masih tetap akan terus mengupayakan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Komisi X DPR Berharap Para Dosen Tidak Demo soal Pembayaran Tukin
Advertisement
Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah
Advertisement
Berita Populer
- Bertahap Wujudkan Malioboro Zero Emission, Ini Program-Program Pemda DIY
- Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Cendana Jogja, Perempuan Meninggal Dunia
- Jumlah Sapi Terkena PMK di Bantul Bertambah, DKPP Bantul Dorong Peternak Vaksinkan Ternaknya
- LPJ Dana Desa di Sleman Kerap Tidak Lengkap, Penggunaan Perlu Diawasi
- Sepanjang Tahun Lalu, 950 Juru Parkir di Sleman Dapat Jamsos Ketenagakerjaan
Advertisement
Advertisement