Advertisement

Ada 36 EWS untuk Memantau Potensi Bencana di Sleman, Begini Tantangan Perawatannya

Andreas Yuda Pramono
Senin, 17 Februari 2025 - 18:02 WIB
Sunartono
Ada 36 EWS untuk Memantau Potensi Bencana di Sleman, Begini Tantangan Perawatannya Early Warning System - Ist/OPI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyampaikan ada 36 alat early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini di Bumi Sembada. BPBD mengaku ada EWS yang sempat tersambar petir.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengatakan sebanyak 80% dari EWS tersebut tersebar di Kawasan Merapi di mana menjadi lokasi rawan bencana.

Advertisement

“Paling banyak di Kawasan Merapi untuk mengantisipasi dampak banjir lahar dan awan panas. Hampir 80 persen di sana,” kata Makwan dihubungi, Senin (17/2/2025).

BACA JUGA : Siaga Bencana, BPBD Kota Jogja Uji Coba 9 EWS Baru

Makwan menambahkan sebanyak 20% alat EWS sisanya tersebar di kapanewon-kapanewon yang memiliki potensi risiko bencana tanah longsor. Wilayah-wilayah yang memiliki kerawanan tanah longsor meliputi kapanewon Kapanewon Prambanan, Pakem, Cangkringan, Turi, Seyegan, Godean, dan Gamping.

Menurutnya terdapat petugas yang secara rutin memeriksa EWS tersebut. EWS bisa rusak akibat tertimpa pohon serta menjadi sarang semut dan tawon. Tahun lalu, BPBD sempat melakukan perbaikan EWS lantaran ada yang terkena sambaran petir.

“Dulu sempat ada orang yang mencuri EWS juga. Tapi sekarang sudah tidak ada, mungkin masyarakat sadar dampak apabila EWS tidak berfungsi atau hilang,” katanya.

EWS memberikan peringatan melalui suara apabila alat mendeteksi ada bencana alam seperti banjir lahar hingga longsor. Masyarakat yang mendengar suara peringatan tersebut harus segera melakukan evakuasi sesuai petunjuk atau arahan pihak berwenang.

Disinggung ihwal pengadaan EWS pada 2025, Makwan mengaku tidak ada. Menurut dia, 36 EWS ada saat ini sudah sangat cukup. Sisanya, petugas dan masyarakat harus menjaganya agar berfungsi baik.

“Kalau anggaran perawatan ada. Barang elektronik kan problemnya mati tertimpa pohon juga bisa. Ada gangguan binatang juga. Alokasi tidak terlalu banyak; yang penting ada,” ucapnya.

BACA JUGA : BPBD Kota Jogja Akan Tambah EWS Otomatis di Tiga Sungai

Sebelumnya, Staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Ismardiyanto mengatakan pihaknya terus mendorong pembentukan satuan pendidikan aman bencana (SPAB). SPAB menjadi langkah awal dalam memperkecil dampak bencana alam, utamanya satuan pendidikan di Kawasan Merapi.

Di Kawasan Merapi, kata dia seluruh satuan pendidikan telah memiliki status SPAB. Berbeda dengan wilayah lain, sekolah-sekolah di Kawasan Merapi seperti Cangkringan rawan terkena bencana apabila Gunung Merapi erupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Resmi Dilantik Jadi Gubernur dan Wagub Jateng, Ini Program Prioritas Ahmad Luthfi dan Taj Yasin

News
| Kamis, 20 Februari 2025, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Menyelami Hubungan Manusia dengan Alam lewat Lukisan, Garrya Bianti Hadirkan Pameran Back to Nature

Wisata
| Senin, 17 Februari 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement