Advertisement
Insinerator Karya Mahasiswa Jadi Solusi Pemusnah Sampah, Biaya Murah dan Dilengkapi Filter Asap

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah mahasiswa lintas fakultas di UII menciptakan mesin pembakar sampah atau insinerator dengan biaya relatif murah namun sudah dilengkapi cerobong asap untuk meminimalkan dampak pembakaran.
Mesin ini dikembangkan oleh empat mahasiswa yaitu Abrar Radhitya Widyatmoko, Alvin Dhavi Juliano, Amin Sulaiman, dan Muhammad Syahdan Sigit Maulana, merupakan mahasiswa dari program studi Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Industri, dan Teknik Kimia UII.
Advertisement
Mereka tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) UII Periode 70 Tematik Layanan Lansia Terintegrasi di Kelurahan Purbayan, Kotagede. Ide membuat alat ini berawal ketika melihat persoalan sampah di Kota Jogja, khususnya di wilayah Kotagede.
"Selain memberikan manfaat lingkungan, inovasi ini juga menjawab persoalan sosial dalam pengelolaan sampah. Sesuai peraturan pemerintah, sampah harus dikelola secara komunal dan tidak boleh lagi dibuang secara individu. Hal ini menimbulkan kendala biaya bagi masyarakat karena harus membayar jasa penggerobak sampah. Dengan adanya insinerator yang lebih ramah lingkungan, masyarakat dapat mengelola sampah secara mandiri dengan dampak pencemaran yang lebih rendah," kata Abrar Radhitya Widyatmoko, Selasa (4/3/2025).
Ia menambahkan ide pengembangan alat ini muncul setelah ia bersama ketiga temannya menemukan bahwa hampir semua mesin insinerator masih memiliki kendala dalam menangani residu asap pembakaran. Asap tidak terkontrol dapat mengganggu kenyamanan masyarakat serta berpotensi membahayakan kesehatan. Oleh karena timnya merancang cerobong tambahan yang dilengkapi dengan sistem filtrasi.
"Cerobong ini bertujuan untuk mengurangi emisi berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah," ujarnya.
Alat ini memiliki konsep kerja yang sederhana namun efektif. Cerobong tambahan dirancang dengan arah belokan ke bawah, pada bagian ujungnya terdapat dua filter karbon aktif berfungsi untuk menyaring asap. Pengoperasian dimulai dengan asap dari pembakaran sampah masuk ke dalam cerobong, lalu melewati sistem filtrasi udara yang mengandung filter karbon aktif.
"Filter ini mampu menangkap zat berbahaya seperti dioksin, hidrogen sulfida, hidrogen klorida, amoniak, dan merkaptan dengan tingkat efisiensi hingga 99 persen. Setelah melalui proses penyaringan, udara yang lebih bersih dilepaskan kembali ke lingkungan," katanya.
Pembuatan alat optimasi ini menggunakan bahan plat besi dengan estimasi biaya produksi sekitar Rp700.000 per unit. Ia berharap alat ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam menangani pencemaran udara akibat pembakaran sampah. “Kami berharap alat ini bisa memberikan manfaat dan membantu masyarakat dalam mengelola sampah dengan lebih aman serta efisien,” kata Abrar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Usut Potensi Pelanggaran Tambang di Raja Ampat, Kejagung Tunggu Laporan Masuk
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Pansus DPRD DIY Tinjau Tambang Ilegal yang Ditutup di Piyungan, Temukan Indikasi Penyalahgunaan Izin
- Pelecehan Seksual di Jalan Warungpring Bantul, Polisi Buru Pelaku
- Nelayan Bantul Tetap Melaut Meski Ada Peringatan Gelombang Tinggi dari BMKG
- Manajer PSIM Jogja Beberkan Target di Liga 1 2025/2026: Bertahan dengan Nyaman
- Syiarkan Kebaikan, Sebarkan Keberkahan: Bank Syariah BDS Gelar Kegiatan Qurban dan Baksos di Gunungkidul dan Kulonprogo
Advertisement
Advertisement