Advertisement

3 Warga Rongkop dan Girisubo Gunungkidul Positif Antraks

David Kurniawan
Rabu, 09 April 2025 - 11:57 WIB
Sunartono
3 Warga Rongkop dan Girisubo Gunungkidul Positif Antraks Gejala Antraks - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat ada tiga warga yang dinyatakan positif tertular penyakit antraks di Kapanewon Rongkop dan Girisubo. Upaya pencegahan penularan terus dilakukan agar kasus tidak semakin bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, penyakit antraks masuk kategori zoonosis sehingga dapat menular dari hewan ke manusia. Adanya kasus di Kalurahan Tileng, Girisubo dan Bohol di Kapanewon Rongkop ternyata tidak hanya menular pada hewan, tapi juga terjadi pada manusia.

Advertisement

Ia mencatat hingga sekarang ada tiga warga yang dinyatakan positif antraks. Meski tidak menyebutkan kronlogi penularan, Ismono mengakui ketiga warga ini memiliki luka kulit mirip antraks dan setelah dilakukan pengecekan hasilnya positif.

BACA JUGA: Dua Bulan, Ada 20 Hewan Ternak di Gunungkidul Mati karena Terinfeksi Antraks

“Ketiganya sudah mendapatkan perawatan dan tidak ada yang dirawat di rumah sakit. Hingga sekarang kondisinya terus dipantau oleh petugas puskesmas terdekat,” kata Ismono, Rabu (9/4/2025).

Upaya pencegahan agar kasus tidak semakin bertambah terus dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan skrening populasi berisiko. Selain itu, juga ada koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk penanggulangan secara menyeluruh.

“Upaya sosialisasi ke Masyarakat terus dilakukan. Salah satunya memberikan imbauan agar tidak menyembelih bangkai hewan yang mati karena bisa berpotensi menyebabkan penularan penyakit,” katanya.

Selain ada tiga warga positif antraks, juga ditemukan dua warga yang suspeks. Pemantauan akan terus dilakukan karena bakteri penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 60 hari.

BACA JUGA: Antisipasi Kasus Antraks di Gunungkidul, DKPP Bantul Intensifkan Pengawasan Ternak

“Kami komitmen untuk mencegah penularan penyakit ini. Kami juga bersyukur warga yang positif dan suspek dalam kondisi baik,” katanya.

Dua Wilayah

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, kasus temuan antraks pertama kali terjadi di Kalurahan Tileng, Girisubo di awal Februari. Didalam perkembangannya, ada temuan kasus lain di Kalurahan Bohol, Rongkop.

“Kalau ada kaitannya tidak di dua wilayah ini, maka harus dilakukan kajian sera lebih mendalam. Tapi, kemungkinan tersebut bisa karena dari lokasi kasus pertama ada peristiwa penyembelihan bangkai sapi untuk kemudian dipindahtempatkan sejauh satu kilometer sehingga darah dari penyembelihan bisa memicu penularan yang lebih banyak,” kata Wibawanti kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).

Sejak ditemukan kasus pertama di Kalurahan Tileng yang diikuti temuan di Kalurahan Bohol, hingga akhir Maret ada temua ternak mati sekitar 20 ekor. Upaya pengecekan telah dilakukan dengan pengambilan sampel dan dinyatakan positif antraks.

BACA JUGA: Pemkab Gunungkidul Sebut Kasus Antrak di Tileng Girisubo Tidak Meluas

Hasil dari penyelidikan di lokasi kejadian, penyebaran antraks tidak lepas adanya kegiatan penyembelihan bangkai ternak yang mati secara mendadak. Oleh karena itu, Wibawanti mengimbau kepada Masyarakat untuk mengubur ternak yang mati karena proses penyembelihan berpotensi menularkan penyakit ke hewan ternak lainnya hingga manusia.

“Alasannya agar tidak rugi terlalu banyak, tapi penyembelihan bangkai hewan tidak dibenarkan. Jadi, kalau mati harus langsung dikubur untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Uskup Agung Jakarta Kunjungi Hasto Kristiyanto di Rutan KPK

News
| Senin, 14 April 2025, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Daftar 37 Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia

Wisata
| Rabu, 09 April 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement