Advertisement

Pameran Foto Nest to Meet You, Ketika Sarang Menjadi Bahasa Konservasi

Yosef Leon
Sabtu, 12 April 2025 - 10:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Pameran Foto Nest to Meet You, Ketika Sarang Menjadi Bahasa Konservasi Sejumlah karya foto Anang Batas yang ditampilkan dalam pameran Nest to Meet You di Sangkring Art Space, Jumat (11/4 - 2025)

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Seniman dan komedian Anang Dwi Yatmoko atau yang lebih dikenal sebagai Anang Batas menggelar pameran fotografi bertajuk "Nest to Meet You". Pameran yang berlangsung dari 12 hingga 28 April 2025 di Sangkring Art Space ini menghadirkan 54 karya foto dari 33 jenis burung, dengan fokus utama pada kehidupan mereka di sarang. 

Menurut Anang, pameran ini bukan sekadar pajangan estetika. Foto yang ditampilkan adalah narasi visual yang membingkai pesan konservasi dan kritik sosial, dibalut dengan gaya khasnya penuh plesetan, tetapi menyimpan kedalaman makna.

Advertisement

BACA JUGA: Bawa Misi Ekspor, Jiffina 2025 Tetap Berjalan di Tengah Efisiensi Anggaran

“Judul Nest to Meet You itu plesetan dari Nice to meet you. Kalau biasanya pertemuan diakhiri dengan nice to meet you, saya balik. Sarang itu awal pertemuan, awal kehidupan. Saya ingin mempertemukan masyarakat dengan dunia burung yang begitu kaya, tapi kian terancam,” katanya, Jumat (11/4/2025). 

Anang memulai hobi fotografi secara otodidak sejak pandemi. Berangkat dari pelarian di masa krisis, ketertarikannya berkembang menjadi misi menyuarakan konservasi lewat media visual dan pameran ini jadi kedua kali bagi dirinya terlibat dalam aktivitas seni fotografi. 

“Saya tidak menyebut lokasi pemotretan secara spesifik, agar tidak jadi incaran pemburu. Masalahnya bukan pada si pemburu, tapi sistem yang memiskinkan mereka, lalu menjadikan burung korban untuk kepuasan segelintir pemilik kuasa,” jelasnya. 

Karya-karyanya tidak hanya merekam keindahan spesies langka seperti Elang Jawa dan Sulingan Banyumas, tetapi juga menggugah kesadaran tentang bagaimana habitat burung tergeser oleh pembangunan. “Burung pun kini harus mencari rumah yang jauh karena tanah beralih fungsi,” ujar Anang.

Pengunjung pameran Nasarius Ardani mengatakan, burung yang ditampilkan lewat karya oleh Anang mungkin mulai sulit ditemukan. Dua nilai utama yang menonjol adalah pesan konservasi dan kedalaman visualnya. "Foto-foto ini bisa menjadi sarana meditasi bagi yang melihat,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Periksa 2 Hakim Terkait Suap Putusan Terdakwa Korupsi Minyak Goreng

News
| Minggu, 13 April 2025, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Daftar 37 Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia

Wisata
| Rabu, 09 April 2025, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement