Advertisement
Disbud Sleman Susun Buku Kawasan Wisata Kaliurang

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman pada tahun ini menyusun buku tentang kawasan Kaliurang. Buku ini akan mengulas tentang bangunan bersejarah di Kawasan Kaliurang dan perkembangan kawasan tersebut sejak masa Belanda. Kawasan Kaliurang menjadi kawasan wisata sejak zaman Belanda
Kepala Bidang Warisan Budaya Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Esti Listyowati, mengatakan penulisan buku ini mendasarkan pada Kajian terhadap bangunan Cagar Budaya yang telah disusun oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Sleman.
Advertisement
Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk menyebarluaskan informasi tentang bangunan-bangunan penting di Kabupaten Sleman yang telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya di kawasan Kaliurang. Kawasan Kaliurang sendiri sudah menjadi Kawasan Cagar Budaya peringkat provinsi, itu berarti kawasan tersebut bernilai penting bagi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya bagi Kabupaten Sleman saja.
BACA JUGA: Dinas Kebudayaan Sleman Beri Penghargaan Terhadap Enam Seniman
Dengan tersebarnya informasi tentang nilai penting dan sejarag bangunan Cagar Budaya di Kaliurang diharapkan akan mampu menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap objek-objek yang bernilai penting baik dari sisi sejarah dan ilmu pengetahuan.
Buku tentang kawasan Kaliurang ini akan disebarkan tidak hanya kepada pemandu wisata tetapi juga kepada masyarakat luas dari berbagai kalangan.
Rencana kedepan akan dibukanya jalur jeep heritage di Kaliurang. Jalur ini untuk membuka peluang rute baru dengan objek kunjungan di beberapa bangunan Cagar Budaya. Kunjungan ke bangunan Cagar Budaya ini harus mendapatkan ijin dari pemilik bangunan. Sebab, ada bangunan Cagar Budaya memiliki beberapa aturan yang cukup ketat guna menjaga kelestarian bangunan tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan juga bangunan heritage lainnya dapat dikunjungi meskipun bukan cagar budaya.
Kawasan Kaliurang menjadi Kawasan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia tidak hanya bagi Sleman dan DIY. Pertemuan Tiga Negara yaitu Australia, Belgia dan Amerika Komisi Tiga Negara (KTN) karena beranggotakan tiga negara, yaitu Belgia yang dipilih untuk mewakili Belanda, Australia yang dipilih untuk mewakili Indonesia, dan Amerika Serikat yang dipilih sebagai pihak yang netral.
Delegasi Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland, delegasi Australia diwakili oleh Richard Kirby, dan delegasi Amerika Serikat yang diwakili Dr Frank Graham. Sementara itu, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh Hatta, PM Syahrir dan Jendral Soedirman hadir di perundingan tersebut sebagai pengamat. Perundingan KTN melahirkan Notulen Kaliurang. Isi Notulen Kaliurang yaitu penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi PBB menjadi penengah konflik antara Indonesia dengan Belanda dan pemasangan patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh TNI.
Pertemuan ini berlangsung di Wisma Kaliurang yang sekarang dikelola oleh Korem 072/Pamungkas. Wisma Kaliurang menjadi bagian dari sejarah perundingan KTN karena digunakan sebagai tempat perundingan pada 13 Januari 1948. Perundingan ini menghasilkan sebuah kesepakatan bersama yang disebut Notulen Kaliurang. Sejak tahun 1985, Hotel Kaliurang dikelola oleh dan berubah nama menjadi Wisma Kaliurang.
Bangunan di kawasan Kaliurang yang telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya adalah Wisma Kaliurang, Wisma Merapi Indah I, Pesanggrahan Ngeksiganda, Pesanggrahan Hargopeni, Hostel Vogels, Balai Istirahat Pegawai, dan Balai Istirahat Karyawan.
Perlu koordinasi lebih lanjut untuk pemanfaatan Cagar Budaya karena unsur kehati-hatian dalam memanfaatkan objek cagar budaya dan memperhatikan kesiapan dari pemilik Cagar Budaya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Ishadi Zayid mengapresiasi rencana pembuatan buku panduan oleh Disbud Sleman. Pengemudi Jeep Tour tidak bisa begitu saja mengantar penumpang melintasi CB di Kawasan Kaliurang. Wisatawan juga perlu mendapatkan informasi di setiap pemberhentian.
"Pengunjung akan mendapatkan pengalaman berwisata melalui cerita. Kami juga terus menyampaikan kepada pengemudi atau pemandu agar mereka dapat menjelaskan apa yang mereka kunjungi. Wisatawan perlu mendapatkan gambaran yang utuh," kata Zayid.
Zayid menambahkan, Dispar juga tengah membahas pengembangan Kawasan Wisata Kaliurang. Dispar perlu melakukan sinergi antara Pemerintah Kabupaten Sleman, Balai Besar Taman Nasional Gunung Merapi, dan pihak swasta.
Ia menjelaskan, ada tiga kawasan yang menjadi basis pengembangan Kawasan Wisata Kaliurang, yakni Turi, Pakem, dan Cangkringan. Ketiga area ini perlu terhubung dengan baik. Area pendukung juga perlu diekspos. Kunjungan wisatawan dapat lebih merata di sisi utara Sleman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Anggota Tim Legal Wilmar Ditetapkan Oleh Kejagung Menjadi Tersangka Kasus Suap CPO
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Disdukcapil Gunungkidul Terus Sosialisasikan Tertib Administrasi Kependudukan
- Top Ten News Harianjogja.com, Selasa 15 April 2025: Timnas U-17 Indonesia Digelontor Setengah Lusin Gol Oleh Korea Utara Hingga Megawati dan Prabowo Rencanakan Pertemuan Lanjutan
- Pembongkaran Taman Parkir Abu Bakar Ali untuk Mendukung Program Rendah Karbon di Sumbu Filosofi
- Tol Jogja-Solo: Gerbang Tol Prambanan Ditutup Seusai Lebaran 2025, Jangan Kecele!
- Ini Strategi Pemkot Jogja di Tengah Penerapan Efisiensi Anggaran
Advertisement