Advertisement

DIY Punya 16 Potensi Bencana, Seluruh Pihak Harus Meningkatkan Kesiapsiagaan

Sunartono
Minggu, 04 Mei 2025 - 00:57 WIB
Sunartono
DIY Punya 16 Potensi Bencana, Seluruh Pihak Harus Meningkatkan Kesiapsiagaan DIY menjadi salah satu provinsi di Indonesi yang memiliki kerawanan bencana cukup tinggi. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja merespons dengan menyiapkan sumber daya untuk kesiapsiagaan bencana, termasuk mengelar temu ilmiah seminar Hari Kesiapsiagaan Bencana Digdaya Ngadepi Bancono di Ruang Amphitarium, Kampus 4 UAD, Rabu (30/4/2025) lalu. - Youtube.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—DIY menjadi salah satu provinsi di Indonesi yang memiliki kerawanan bencana cukup tinggi. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja merespons dengan menyiapkan sumber daya untuk kesiapsiagaan bencana, termasuk mengelar temu ilmiah seminar Hari Kesiapsiagaan Bencana Digdaya Ngadepi Bancono di Ruang Amphitarium, Kampus 4 UAD, Rabu (30/4/2025) lalu.

Kepala BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan di DIY ada 16 potensi bencana seperti halnya dua provinsi lain di Indonesia yang sama-sama memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi yaitu Aceh dan Sumatra Barat. Di antaranya potensi erupsi Merapi, potensi bencana dari Pantai Selatan hingga keberadaan lima sesar aktif yang sewaktu-waktu bisa terjadi bencana gempa bumi.

Advertisement

"Kemudian adanya potensi gempa megathrust di bagian selatan DIY, ini sudah seringkali diingatkan oleh BMKG. Adanya potensi kerawanan yang cukup tinggi ini, mau tidak mau DIY harus lebih bersahabat dengan bencana dan selalu siap siaga," katanya dalam seminar tersebut.

BACA JUGA: Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang hingga 2 Januari 2025

Berdasarkan data BPBD DIY 16 potensi bencana itu terdiri atas erupsi gunung berapi, tanah longsor, banjir, banjir bandang, angin kencang/cuaca ekstrim, gelombang pasang/abrasi, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan lahan, konflik sosial, kegagalan teknologi, epidemi penyakit, pandemi covid-19, likuifaksi, kebakaran gedung dan pemukiman.

Noviar menilai masyarakat harus memperkuat diri masing-masing dalam menghadapi potensi bencana, khususnya yang tidak bisa diprediksi seperti gempa. Berdasarkan survei, 33% penyelamatan itu dilakukan diri sendiri, 30% keluarga terdekat, 30% dari orang sekitar dan yang diselamatkan oleh sukarelawan atau pemerintah tidak lebih dari 2%.

Oleh karena itu kekuatan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana harus dipersiapkan. DIY sudah memiliki program, di antaranya Kalurahan Tangguh Bencana, Kampung Tangguh Bencana serta 333 Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan rumah sakit tangguh bencana.

"Tahun ini kami juga mengupayakan adanya hotel tangguh bencana, destinasi wisata tangguh bencana. Ketika semuanya sudah siap atau tangguh bencana, maka akan mudah dikoordinasikan ketika sewaktu-waktu terjadi bencana," ucapnya.

Rektor UAD Profesor Muchlas sepakat bahwa kesiapsiagaan bencana harus dimiliki semua elemen tak terkecuali kampus dengan berbagai sumber dayanya. UAD sudah memiliki Pusat Studi Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana yang di dalam tidak hanya melakukan kajian dan penelitian terkait kebencanaan serta mitigasinya, namun juga mengirimkan tim sukarelawan ketika terjadi bencana.

"Kami di UAD sudah memiliki tim untuk mobilisasi sukarelawan melalui sumber daya yang ada. Jadi ketika terjadi bencana tim sukarelawan yang sewaktu-waktu bisa digerakkan, seperti ke Palu, Sumbawa. Terakhir kami mengirim ketika terjadi gempa Cianjur, kami membangun pompa air untuk masyarakat," katanya.

BACA JUGA: Siaga Bencana, BPBD Kota Jogja Uji Coba 9 EWS Baru

Muchlas menilai karena pentingnya terkait penanggulangan bencana ini, ia selalu memasukkan materi tersebut dalam laporan tahunan Rektor. Pasalnya penanganan bencana menjadi salah satu misi kemanusiaan yang juga harus dijalankan perguruan tinggi. "Kami juga mendorong pembentukan desa tangguh bencana dan sudah bekerja dengan beberapa desa," katanya.

Percontohan

Ia menyoroti pentingnya peta-peta kebencanaan di DIY yang harus dipersiapkan sebagai sarana mitigasi. Menurutnya perguruan tinggi perlu menjadi mitra pemerintah dalam menyusun kontijensi dan peta evakuasi serta memberikan masukan terkait kebijakan kebencanaan.

"Kami juga sudah membentuk satgas kesiapsiagaan bencana, beberapa waktu lalu digelar pelatihan pegawai UAD. Kami bahkan sudah memiliki SOP kebencanaan di UAD, ketika tiba-tiba terjadi bencana, apa yang harus kami lakukan, SOP-nya sudah ada," katanya.

BACA JUGA: DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Direktur Eksekutif Yayasan PLAN Indonesia Dini Widiastuti mengapresiasi langkah UAD yang sudah memiliki SOP mitigasi bencana di setiap ruangannya. Ia melihat pada ruang yang digunakan seminar tersebut, sudah ada petunjuk yang disampaikan ketika sewaktu terjadi bencana. Menurutnya UAD layak menjadi percontohan kampus terkait kesiapsiagaan bencana.

"Menurut saya ini bisa menjadi contoh kampus lain karena mitigasi bencana itu sudah mainstream di internal bisnis kampus UAD. Seperti halnya bencana pandemi yang proses bimbingan skripsi diatur sedemikian rupa, semoag kampus lain bisa mengikuti," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya

News
| Jum'at, 09 Mei 2025, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo

Wisata
| Minggu, 04 Mei 2025, 18:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement