Advertisement

Wuihh…, Jalur Sentolo-Dekso Bakal Diperkeras dengan Aspal Campur Plastik Kresek

Uli Febriarni
Kamis, 06 September 2018 - 14:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Wuihh…, Jalur Sentolo-Dekso Bakal Diperkeras dengan Aspal Campur Plastik Kresek Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, bersama perwakilan Kemenpupera mencoba alat pencacah limbah tas kresek sebelum menjadi campuran aspal di bank sampah induk Dhuawar Sejahtera, Dusun Kroco, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Rabu (5/9 - 2018).Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah jalur menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Indonesia dibangun menggunakan aspal bercampur plastik. Salah satunya rehabilitasi KSPN Borobudur, tepatnya di ruas Sentolo-Nanggulan-Dekso sepanjang lima kilometer.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Penerapan Teknologi Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), Satrio Sang Raksono, menjelaskan meski tak hafal secara pasti berapa panjang jalan yang akan diaspal menggunakan campuran limbah plastik di tiap-tiap rute KSPN, total keseluruhan panjang jalan dari semua KSPN yang akan diaspal tersebut sepanjang 25 kilometer.

Advertisement

Selain KSPN Borobudur, jalur lain yang akan dibangun menggunakan teknologi aspal campur plastik adalah KSPN Bromo, Toraja, Labuan Bajo, Toba. "KSPN Seminyak juga ada program pengolahan limbah plastik, tapi bukan untuk aspal, walau bisa juga kalau dicampur aspal. Sebetulnya ada tujuh KSPN yang tapi yang satu lagi dibiayai oleh dana dari tanggung jawab sosial perusahaan swasta," kata Satrio di sela-sela peresmian bank sampah induk Dhuawar Sejahtera dan aspal campur limbah plastik, Dusun Kroco, Desa Sendangsari, Rabu (5/9/2018).

Ia menambahkan adanya program aspal bercampur limbah plastik ini berawal dari filosofi penanganan plastik khususnya tas kresek. Tas kresek adalah satu jenis sampah yang ketika sudah dibuang oleh warga, tidak lagi dipungut oleh pemulung karena dianggap tak memiliki nilai atau harga. Padahal dari hasil penelitian, Indonesia adalah penghasil tertinggi nomor dua sampah tas kresek setelah Tiongkok. "Balitbang meneliti khusus tas kresek ini, bagaimana kalau dicampurkan dengan aspal untuk membangun jalan," ujarnya.

Mencampur aspal dengan plastik merupakan satu langkah untuk mengatasi sampah plastik yang tak tertangani. Plastik bisa menjadi bahan campuran aspal yang baik dan berkualitas apabila dicampur agregat material aspal jalan dengan komposisi yang pas.

Perbandingannya sebanyak 6% dari berat aspal. Contohnya, jika ada agregat satu ton aspal, maka diperlukan penambahan sampah plastik kresek sebanyak 3,5 kilogram. Pencampuran plastik tidak boleh sampai terlalu banyak karena apabila terjadi maka aspal mudah retak. "Kelebihan aspal yang sudah dicampur plastik, stabilitas yang lebih baik," ucapnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kulonprogo, Arif Prastowo, mengungkapkan untuk mendukung program Kemenpupera mengenai aspal bercampur plastik, Kulonprogo membutuhkan limbah kresek sebanyak 8.5 ton, saat ini sudah terkumpul sekitar 1,2 ton. DLH menargetkan hingga akhir September terkumpul tiga ton limbah kresek.

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, menambahkan penambahan limbah plastik dalam campuran aspal jalan merupakan wacana baru yang bisa ditindaklanjuti sebagai sesuatu yang berharga, yaitu mengubah pola pikir bahwa sampah adalah sesuatu tak berharga. Pembangunan aspal menggunakan campuran plastik berpotensi bukan hanya untuk merehabilitasi jalur Sentolo-Nanggulan, tetapi berpotensi diterapkan di titik-titik jalan lain di Kulonprogo. "Sampah bisa menciptakan jalan dengan aspal stabil, dengan kata lain, kualitasnya tinggi dan awet. Di lain sisi, harapannya ini membentuk budaya masyarakat yang bisa melihat sampah memiliki nilai finansial, tak lagi membiarkan sampah berserakan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Permintaan Maaf dan Lagu Band Sukatani, Menteri HAM: Aparat Kepolisian Perlu Mengoreksi Diri

News
| Sabtu, 22 Februari 2025, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki

Wisata
| Jum'at, 21 Februari 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement