Advertisement

PERIKANAN KULONPROGO : Ini Beda Nelayan Pantai Selatan & Utara

Sekar Langit Nariswari
Kamis, 04 Februari 2016 - 04:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
PERIKANAN KULONPROGO :  Ini Beda Nelayan Pantai Selatan & Utara JIBI/HARIAN JOGJA/DESI SURYANTODANPAK BADAI IGGY -- Sejumlah kapal nelayan ditambatkan di kawasan bibir Pantai Trisik, Desa Banaran, Kecamatan galur, Kulonprogo, Jumat (27 - 1). Gelombang tinggi yang dipicu tiupan angin sebagai dampak terjadinya badai Iggy membuat nelayan di daerah ini sudah tidak melaut sejak satu minggu ini, air laut yang pasang pada dua hari terakhir ini juga menyebabkan sejumlah warung di kawasan wisata itu rusak diterjang gelombang. Fenomena cuaca ekstrim ini akan berlangsung hingga 29

Advertisement

Perikanan Kulonprogo tengah dipengarui cuaca.

Harianjogja.com, KULONPROGO- Harga ikan merangkak naik seiring dengan cuaca yang semakin buruk. Meski demikian, ikan yang tersedia di pasar merupakan pasokan dari Semarang dan Pacitan.

Advertisement

Kepala Dinas Kelautan Perikanan Petenakan (KKP) Kulonprogo, Sudarno menjelaskan produktivitas nelayan di Kulonprogo belum tinggi. Pasalnya, nelayan itu semula bekerja sebagai petani. Saat tak melaut, mereka masih memiliki sumber penghasilan lain.

“Jadi jika gelombangnya tinggi ya mereka masih bisa bertani,” ujarnya.

Berbeda dari nelayan-nelayan di Pacitan dan Semarang yang pekerjaan utama mencari ikan, apapun situasinya mereka tetap melaut. Selain itu, ketrampilan dan kapal-kapal yang dimiliki juga berbeda. Nelayan di pantai utara memiliki kapal yang lebih besar sehingga lebih mampu menghadapi ombak yang tinggi.

Agus Setiadi, pedagang ikan di Pasar Wates  menjelaskan nyaris seluruh komoditas dagangan dipasok dari nelayan di Semarang dan Pacitan. Untuk nelayan  Kulonprogo sendiri, ia biasanya hanya mengambil udang dari Pantai Congot. Ia menyebutkan jarang ikan dari nelayan Kulonprogo dipasok ke pasar-pasar.

“Seminggu sekali bahkan belum tentu,” kata Agus.

Di sisi lain, meski harga daging tinggi, ia menguraikan tidak ada peningkatan berarti untuk daya beli masyarakat terhadap komoditas makanan laut.

“Orang sini jarang makan ikan,” ujarnya.

Ia sendiri merupakan salah satu dari dua pedagang ikan yang biasanya beroperasi di Pasar Wates.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement