Advertisement
Ribuan Umat Hindu Hadiri Melasti di Pantai Ngobaran
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ribuan umat Hindu dari berbagai wilayah di DIY menghadiri upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Selasa (19/2/2019). Melasti merupakan salah satu rangkaian upacara Hari Raya Nyepi yang bakal berlangsung 7 Maret 2019.
Melasti merupakan salah satu upacara keagamaan yang bertujuan menyucikan Buana Agung dan Buana Alit. Pantai Ngobaran dipilih sebagai tempat upacara Melasti karena memiliki atmosfer dan sejarah bagi umat Hindu. Pantai Ngobaran dipercaya sebagai tempat bertapa Raja Majapahit Prabu Brawijaya V untuk mencapai kesempurnaan hidup atau moksa.
Advertisement
Ketua Panitia Upacara Melasti, Sri Purwati, mengatakan Melasti di DIY diadakan sebanyak dua kali. Dia menjelaskan, upacara Melasti yang digelar di Pantai Ngobaran merupakan upacara awal yang dilaksanakan pada Purnamaning IX. "Upacara Melasti berikutnya digelar di Pantai Parangkusumo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, yakni saat Hari Raya Nyepi," kata Sri Purwati, Selasa (19/2).
Dia menuturkan, sehari menjelang Nyepi atau Rabu (6/3) dilaksanakan Tawur Kesanga di Candi Prambanan. Pada saat Hari Nyepi tiba ada empat pantangan yang harus dijalankan oleh umat Hindu. "Empat pantangan itu masing-masing amatigeni yakni menahan segala jenis hawa nafsu, amatikarya yakni setiap orang tidak boleh melakukan pekerjaan apapun saat Nyepi, amati lelanguan yang artinya tidak boleh menikmati hiburan, dan amati lelungan yang melarang orang bepergian saat Nyepi," ujarnya.
Sekadar diketahui, pemeluk agama Hindu di Kabupaten Gunungkidul berjumlah sekitar 3.000 orang. Sedangkan total pemeluk agama Hindu di DIY sekitar 5.000 orang. Upacara Melasti yang digelar di pantai Ngobaran, dihadiri kurang lebih 1.000 orang yang datang dari Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Kota Jogja.
Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gunungkidul, Iskanto, menyatakan umat Hindu adalah bagian dari FKUB yang terdiri dari agama lain juga. Dia menekankan bahwa FKUB tidak hanya menghormati ritual agama lain. "Setiap perayaan hari besar keagamaan lainnya harus didukung," kata Iskanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Kamis 25 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 25 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- Terbaru! Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Kamis 25 April 2024
Advertisement
Advertisement