Advertisement

Warga Tahunan Ikuti Pelatihan Bikin Sirup Jahe, Ini Dia Caranya Membuatnya

Lugas Subarkah
Selasa, 18 Februari 2020 - 15:27 WIB
Arief Junianto
Warga Tahunan Ikuti Pelatihan Bikin Sirup Jahe, Ini Dia Caranya Membuatnya Warga Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Jogja mengikuti proses pelatihan pembuatan sirup jahe di laboratorium Polbangtan, Selasa (18/2/2020). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Untuk meningkatkan produktivitas warga dan mendukung Tahunan sebagai kampung wisata, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja bekerja sama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) menggelar pelatihan pengolahan sirup jahe, di laboratorium Polbangtan, Selasa (18/2/2020).

Kepala Laboratorium Pengolahan Hasil Polbangtan, B. Setyawati, mengatakan proses pengolahan jahe merah sampai menjadi sirup butuh waktu setidaknya empat jam. Pengolahan dimulai dengan jahe dicuci dibersihkan dari tanah, lalu disangrai.

Advertisement

Setelah itu jahe dikupas, lalu diiris kecil-kecil dan diblander untuk membuat bubur jahe. Kemudian bubur jahe disaring untuk mendapatkan sari jahe. "Harus diendapkan duku karena akan ada kandungan tepung yang kalau diikutkan akan menimbulkan rasa pahit," kata Setyawati, Selasa.

Setelah itu ditambahkan air dan gula dengan perbandingan 1:1, lalu tambahkan pandan, serai, cengkeh dan kayu manis. Direbus sampai mendidih dan didiamkan lima menit. Proses perebusan diulang sampai dua kali. Setelah itu larutan sirup sudah bisa dimasukkan botol yang disterilkan.

Lantaran tidak menggunakan pengawet, satu botol sirup jahe bisa bertahan 20 hari di luar kulkas. Sirup jahe bisa memberi keuntungan lumayan karena 0,5 kilogram jahe merah bisa dibuat menjadi enam botol sirup, yang setiap botolnya seharga Rp30.000.

Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, menuturkan jahe merah dipilih dalam pelatihan ini karena sifatnya yang mudah ditanam dan mudah pula diolah. "Kami juga ingin ada warna lain dari Kampung Sayur di Kota Jogja. Saat ini ada 200 kampung sayur dengan minat dan konsentrasi yang berbeda-beda," ujarnya.

Maka pada Kampung Sayur Tahunan, kata dia, akan difokuskan pada penanaman dan pengolahan tanaman obat keluarga (toga). Selain pelatihan, pihaknya juga mendorong agar warga bisa berkelompok agar kegiatan bisa terus berlanjut sampai pada pemasaran. "Siapa yang produksi, siapa yang memasarkan itu bisa menjadi kekuatan. Termasuk pengemasan, aroma, rasa dan lainnya bisa dibicarakan. Harapannya mereka bisa membuat satu merek yang setiap keluarga memiliki kontribusi," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement