Advertisement
Potensi Hujan di Sleman Masih Ada
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati, Sleman, menyatakan jika pada Maret 2020 ini wilayah DIY tercatat masih masuk dalam kategori musim hujan. Walaupun, beberapa hari terakhir ini cuaca panas kerap meliputi wilayah DIY.
Kepala kelompok data dan informasi Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Etik Setyaningrum mengatakan di bulan Maret ini matahari memang berada di sekitar ekuator sehingga bisa memberi dampak pada suhu udara yang panas di beberapa tempat termasuk pulau Jawa.
Advertisement
"Mengingat posisi matahari dekat wilayah kita, tetapi perlu diketahui bahwa wilayah DIY pada bulan Maret ini masih masuk periode musim hujan, meskipun suhu udara terasa panas tetapi potensi hujan masih ada, sehingga masyarakat jangan menganggap saat ini sudah memasuki musim kemarau," ujar Etik, Kamis (19/3/2020).
Adapun, jika berdasarkan prediksi yang ia dan jawatannya lakukan hujan yang terjadi di pertengahan bulan Maret ini berada dalam kategori menengah dengan jumlah curah hujan berkisar 100 mm/dasarian.
"Dibandingkan hujan di awal bulan maret kemarin, hujan di pertengahan bulan ini memang mengalami sedikit penurunan intensitas dan frekuensi hujan. Kondisi cuaca di pagi hari umumnya berawan sedangkan siang hingga sore menjelang malam potensi hujan ringan sedang bisa muncul khususnya di bagian utara hingga tengah DIY. Suhu udara pada siang hari berkisar hingga 31-33 celcius," terangnya.
Oleh karena itu, Etik mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan menjaga kesehatan dengan kondisi iklim saat ini. "Terutama ketika di siang hari terasa panas dan menjelang sore hari berpotensi hujan di beberapa tempat seperti di Sleman, Kulonprogo bagian utara, kota Jogja, wilayah Bantul, dan Gunungkidul bagian utara," tutupnya.
Sebelumnya, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai aliran air yang mengalir saat turun hujan guna mengantisipasi bencana tanah longsor. BPBD Sleman mensinyalir jika bencana longsor yang masih terjadi di Bumi Sembada akibat aliran air yang tidak diatur dengan baik sehingga mengakibatkan fenomena alam seperti tanah longsor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan, melaporkan jika aliran air kecil yang berasal dari air hujan yang secara terus menerus terjadi, jika tidak dibarengi dengan mekanisme pembuatan aliran air yang baik akan menimbulkan potensi longsor.
"Masyarakat diharapkan untuk mengecek terhadap apapun itu yang terkena dampak air hujan yang deras, harus dikondisikan apalagi yang berkaitan dengan fasilitas umum yang berhubungan langsung dengan air seperti tanggul, tebing sungai, itu harus betul-betul alirannya dikendalikan, kalau tidak aliran air yang kecil berubah menjadi aliran yang besar," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA
- Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
Advertisement
Advertisement