Advertisement
Ratusan Ribu Penduduk Gunungkidul Sudah Terdampak Kekeringan, BPBD Tetapkan Status Siaga Darurat
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ratusan ribu penduduk Gunungkidul mulai terkena dampak kekeringan. BPBD sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan siaga darurat kekeringan sudah ditetapkan sejak akhir Mei lalu dan tidak ada batasan waktu. Status ini bisa ditingkatkan menjadi darurat apabila kekeringan semakin parah dan cakupan yang terdampak meluas.
Advertisement
BACA JUGA: UGM: Otoritas Kesehatan Perlu Terlibat untuk Pastikan Bioskop Layak atau Tidak
“Kalau semakin parah bisa menjadi darurat kekeringan. Pada saat status ini [darurat kekeringan] berlaku, maka BPBD bisa mengakses anggaran belanja tidak terduga milik pemkab,” kata Edy kepada Harian Jogja, Rabu (15/7/2020).
Status akan dievaluasi tergantung kebutuhan. “Lihat dulu pada saat puncak kemarau yang diperkirakan datang mulai akhir Agustus mendatang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Polisi di Jogja Jadi Viral Setelah Gunakan Selang Bantu Pemotor yang Kehabisan BBM, Ini Videonya
Saat ini sudah ada 101.181 warga yang mulai terdampak kekeringan. Jumlah ini merupakan akumlasi dari enam kapanewon meliputi Rongkop, Girisubo, Tepus, Paliyan, Saptosari dan Semanu. “Ini masih sementara karena kecamatan lain belum melaporkan. Seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pada saat puncak kemarau maka warga terdampak akan lebih banyak lagi,” katanya.
Jawatan Sosial Kapanewon Tepus Joko Santoso mengatakan anggaran droping air tahun ini di kecamatan tersebut sekitar Rp106 juta. Bantuan air bersih mulai disalurkan sejak akhir Juni lalu di tiga kalurahan meliputi, Purwodadi, Tepus dan Sidoharjo. “Untuk Juni sudah kami salurkan sebanyak 56 tangki. Rencananya di akhir Juli jumlah yang disalurkan mencapai 213 tangki,” kata Joko.
BACA JUGA: Pemda Pastikan Siswa di DIY Bakal Kembali Belajar di Sekolah, Tapi Beda dari Sebelumnya
Proses penyaluran bantuan air bersih berbeda dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Mulai 2020 penyaluran harus menggandeng pihak ketiga. “Sudah kami konsultasikan dengan bagian pengadaan dan ditentukan harga per tangkinya Rp150.000,” katanya.
Anggaran sebesar Rp106 juta bisa untuk menyalurkan bantuan hingga akhir Oktober. Selain melakukan penyaluran mandiri, Joko mengakui juga ada bantuan dari BPBD Gunungkidul. Rencananya bantuan tersebut akan disalurkan ke Kalurahan Giripanggung dan Sumberwungu.
“Saat kemarau wilayah Tepus langganan kekeringan sehingga warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Periksa Mantan Ketua KPU Arief Budiman Terkait Kasus Hasto Kristiyanto
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Taman Lalu Lintas Jogja Terus Berbenah Agar Lebih Inklusif
- Tol Jogja-Solo Ruas Junction Sleman-YIA Kulonprogo: Pembebasan Lahan di Hargorejo Kokap Dimulai dengan Pembentukan Satgas
- Sleman Anggarkan Rp896 Miliar untuk Infrastruktur di 2025
- 2 Bulan Beroperasi, TPST Modalan Hanya Mampu Mengolah Sampah 16 Ton per Hari
- DPRD Kota Jogja Umumkan Penetapan Walikota Jogja Terpilih, Jadwal Pelantikan Masih Menunggu
Advertisement
Advertisement