Advertisement

TPA Banyuroto Hanya Mampu Menampung Sampah hingga 2024, Ini Antisipasinya..

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 22 September 2020 - 08:17 WIB
Sunartono
TPA Banyuroto Hanya Mampu Menampung Sampah hingga 2024, Ini Antisipasinya.. Bupati Kulonprogo, Sutedjo saat meninjau produk daur ulang sampah dalam peringatan World Cleanup Day atau Hari Bersih-Bersih Sedunia 2020 di Bank Sampah Harapan Sejahtera Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Sabtu (19/9/2020). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo yang merupakan satu-satunya TPA di Kulonprogo diprediksi tidak mampu menampung sampah lagi pada 2024 mendatang. Untuk mengantisipasi hal itu, masyarakat perlu melakukan pengolahan sampah secara mandiri, salah satunya melalui bank sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo Sumarsana menjelaskan luas TPA Banyuroto saat ini sekitar dua hektare (Ha). Dalam sehari TPA ini menampung 40 ton sampah atau setara dengan 40 kontainer. Sampah-sampah itu berasal dari rumah tangga, hotel serta industri, baik yang berskala kecil seperti UMKM maupun industri besar.

Advertisement

BACA JUGA : Diprediksi 2 Tahun Lagi Penuh, TPA Banyuroto Perlu Diperluas

"Dengan luasan sekarang, dan jika tidak ada penambahan luas serta minimnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah secara mandiri, maka TPA ini diprediksi bakal penuh pada 2024," ucap Sumarsana saat memberikan sambutan dalam peringatan World Cleanup Day atau Hari Bersih-Bersih Sedunia 2020 di Bank Sampah Harapan Sejahtera Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Sabtu (19/9/2020).

Menurutnya cara yang cukup ampuh untuk mencegah penumpukan sampah di TPA Banyuroto adalah dengan memanfaatkan bank sampah. Setiap sampah rumah tangga dapat diolah terlebih dahulu di bank-bank sampah yang kini berdasarkan catatannya sudah mencapai 81 unit. Bank sampah yang dikelola secara swadaya masyarakat dengan pembinaan dan pengawasan dari pemkab itu tersebar di 38 kalurahan di 11 kapanewon.

"Sampah-sampah itu kemudian dipilah mana yang layak didaur ulang dan mana yang memang pantas dibuang," jelasnya.

Pemkab sendiri telah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Bank Sampah Kulonprogo (Sibaku). Kehadiran aplikasi yang dikelola DLH dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat ini bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional bank sampah di Bumi Binangun.

Sibaku mulai dioperasikan sejak pertengahan Agustus 2019. Aplikasi yang bisa diakses di website DLH Kulonprogo ini menghubungkan antara pengelolaan bank sampah dengan nasabah sampah untuk melakukan pengumpulan sampah yang sudah dipilah-pilah.

BACA JUGA : PENGELOLAAN SAMPAH : Lima Tahun Lagi, TPA Banyuroto

Hasil dari pengumpulan sampah itu akan dikelola oleh sistem seperti tabungan di bank-bank pada umumnya. Sehingga saldo dari masing-masing nasabah akan berubah-ubah sesuai transaksi yang dilakukan dalam sistem ini.

Penggunaan aplikasi Sibaku akan berdampak pada beberapa hal antara lain mengubah sampah menjadi produk yang lebih berguna, membangun lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat. Di samping itu juga menambah penghasilan masyarakat.

Sumarsana berharap langkah mengurangi sampah di Kulonprogo bisa mendapat dukungan dari pelbagai pihak, termasuk pemerintah kalurahan. Dukungan dari pemerintah kalurahan seperti membuat aturan yang mana dana desa bisa dialokasikan untuk membangun atau mendukung operasional bank sampah. Ke depan DLH juga berencana menambah jumlah bank sampah tidak hanya di tingkat kalurahan tapi sampai ke tingkat yang lebih kecil lagi yakni dusun.

Bupati Kulonprogo, Sutedjo mengatakan apabila seluruh rumah tangga sudah menjadi nasabah bank sampah, dan sampah bisa dipilah dari rumah tangga, maka persoalan sampah di Kulonprogo bisa teratasi. Namun ia memahami mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terhadap sampah tidaklah mudah, sehingga upaya sosialisasi akan terus dilakukan.

BACA JUGA : Pembuangan Limbah di Kulonprogo Tuai Konflik

"Kami sudah melakukan berbagai upaya agar hal ini bisa terlaksana salah satunya dengan menggalakkan sosialisasi tentang 3R yaitu Reduce atau mengurangi, Reuse atau menggunakan kembali dan Recycle atau mendaur ulang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

9 Daerah di Jateng Berstatus Tanggap Darurat Bencana, Pj Gubernur: Tingkatkan Kesiapsiagaan

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement