Advertisement

Mahasiswa FMIPA UII Berkontribusi Tangani Limbah Batik

Media Digital
Senin, 16 Agustus 2021 - 10:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Mahasiswa FMIPA UII Berkontribusi Tangani Limbah Batik Pengambilan limbah batik dari industri Batik Sekar Kemuning, Kabupaten Sleman, Yogyakarta - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Seiring dengan pertumbuhannya, industri batik mengalami peningkatan air limbah yang mengandung pewarna, alkali, garam organik dan anorganik, asam, serta logam berat. Kandungan tersebut yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan seperti penyakit kuning, peningkatan detak jantung, dan muntah-muntah.

Sebagian besar industri batik di Jogja merupakan industri kecil. Limbah cairnya dibuang langsung ke sungai tanpa penanganan yang tepat. "Oleh karena itu, kami mengusulkan metode terbarukan yaitu gabungan proses elektroflotasi-natural fiber menggunakan kenaf yang ramah lingkungan," kata Farokhatul Faikha, salah satu mahasiswa Program Studi Ilmu Kimia, Fakultas MIPA, Univesitas Islam Indonesia (UII).

Advertisement

Atas latar belakang itu, Farokhatul Faikha bersama dua temannya yakni Muhammad Sarkawi dan A'inun Na'im kemudian menjalankan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berbasis riset dengan mengambil judul "Modifikasi Metode Elektroflotasi-Adsorpsi menggunakan Natural Fiber Berbasis Serat Batang Pisang dan Kenaf Untuk Penanganan Limbah Batik". PKM tersebut dilakukan di bawah bimbingan dosen Rudy Syahputra, Ph.D dan dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Indonesia pada 1 Juni 2021.

Lebih lanjut, Muhammad Sarkawi menjelaskan program ini relevan dengan kebutuhan masyarakat karena penggunaan natural fiber berbasis kenaf yang mampu menyerap kandungan berbahaya dalam limbah batik, sehingga kenaf dapat menjadi alternatif dalam penanganan limbah batik.

"Proses elektroflotasi yang kami gunakan menggunakan elektroda berbasis karbon dan stainless steel yang mampu menyerap polutan dalam limbah batik, proses ini dilakukan selama 30 menit dengan tegangan 20 V. Selanjutnya, digunakan proses natural fiber berbasis kenaf dengan laju alir 1,5 mL/menit," jelas dia.

Diharapkan usulan yang digunakan dapat bermanfaat bagi industri batik kecil di Jogja.

"Proses gabungan yang kami gunakan yaitu elektroflotasi-natural fiber berbasis kenaf mampu menurunkan kandungan limbah batik yang sesuai dengan baku mutu limbah PERDA DIY Nomor 7 Tahun 2016 dan PERMEN LH Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014," lanjut A'inun Na'im. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement