Advertisement

Inspiratif, Pria Ini Membangun Perekonomian sekaligus Menjaaga Kelestarian Hutan

Lajeng Padmaratri
Senin, 14 Maret 2022 - 10:17 WIB
Arief Junianto
Inspiratif, Pria Ini Membangun Perekonomian sekaligus Menjaaga Kelestarian Hutan Purwo Harsono menunjkkan penghargaan Kalpataru yang ia peroleh tahun lalu. - Istimewa/Dok. Pribadi

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Keyakinan bahwa merawat hutan berarti merawat kehidupan terus dipegang oleh Purwo Harsono. Termasuk ketika dia merintis kegiatan wisata di kawasan Hutan Pinus Mangunan, Bantul.

Kawasan wisata di Hutan Pinus Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul sangat populer sebagai spot swafoto beberapa tahun terakhir. Setiap tahunnya, jutaan orang berkunjung ke sana, sebelum akhirnya pandemi memukul aktivitas pariwisata.

Advertisement

Meski ramai pengunjung, tetapi nyatanya kawasan hutan di tempat itu masih asri. Potensi wisata justru membuat masyarakat sekitar makin sejahtera. Perkembangan wisata di sana memunculkan lebih dari 400 usaha baru di sana. Sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

Salah satu sosok yang dipercaya mengawali kegiatan wisata di Mangunan adalah Purwo Harsono. Pria 55 tahun asal Mangunan yang akrab disapa Ipung itu merintis pengembangan wisata di sana sejak 2015. Saat ini, ia merupakan Ketua Koperasi Noto Wono yang menaungi sejumlah wisata di Mangunan.

"Sebelum itu, memang sudah ada pengunjung yang kesini, tapi belum terurus. Pengunjung biasanya cuma sekadar refreshing nyari tempat teduh, bahkan untuk foto-foto belum ada," ujar Ipung kepada Harianjogja.com, Rabu (9/3/2022).

Pengelola hutan di Mangunan kala itu melihat potensi wisata di sana. Mereka pun bersepakat menyampaikan keinginan untuk mengembangkan destinasi wisata di sana kepada para pemangku kepentingan. "Saya yang diminta mewakili KPH [Kesatuan Pengelola Hutan] untuk menyampaikan keinginan mengembangkan wisata. Saya enggak begitu ngerti wisata itu apa, tetapi permintaan itu saya sanggupi," ujarnya.

Tak lama, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X berkunjung ke Mangunan dalam rangka pemberian program bantuan keuangan. Kala itu, Ipung pun mewakili kelompok tani hutan untuk menyampaikan keinginan mereka membuka tempat wisata. "Ternyata Ngarsa Dalem mendukung. Bahkan beliau meminta untuk diantarkan ke salah satu tempat yang saya ceritakan tadi. Habis acara itu saya antarkan beliau ke telaga di bawah hutan pinus itu sambil cerita potensi wisata di sini," terangnya.

Beberapa bulan berlalu, konsep pengembangan wisata belum final dibuat. Di samping itu, ia banyak dikontak oleh pejabat lain di lingkungan Pemda DIY. Rupanya, ucapan dari salah satu pejabat membuatnya tergugah untuk lekas mengeksekusi pengembangan wisata di Mangunan.

"Pejabat itu bilang, respons Ngarsa Dalem begitu mendengar permohonan kami itu jangan diterjemahkan sebagai seorang Gubernur, melainkan harus dilihat sebagai Titah Raja. Wah, saat itu saya langsung takut. Saya pulang, tidak lama keluar dari pekerjaan lalu membuat konsep desa wisata dan wanawisata," kata dia yang sebelumnya menjadi karyawan di salah satu perusahaan swasta.

Sebagai permulaan, Ipung mengembangkan Desa Wisata Kaki Langit di Mangunan. Meski demikian, rupanya tidak semua warga mau diajak bergerak untuk menginisiasi destinasi wisata.

Ipung bahkan mengaku kesulitan mengumpulkan anak muda di sana agar mau mendukung. Setelah melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat, akhirnya terkumpul 17 pemuda yang mau berkontribusi dalam pendirian desa wisata. "Mereka dinamai Pemuda Ilalang, bergerak dalam bidang outbound di desa wisata ini. Akhirnya desa wisata mulai bergerak dan ada greget sampai sekarang," kata Ipung.

Tahun lalu, bahkan desa wisata ini menempati juara ketiga dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Di samping merintis desa wisata, ia juga mengembangkan konsep wisata di dalam hutan lewat wana wisata. Sehingga, memunculkan paket-paket wisata yang mengolaborasikan dua kegiatan kepariwisataan tersebut.
"Basis di luar hutan dengan desa wisata, di dalam hutan dengan wana wisata, jadi dua konsep yang sinergis. Misal orang menginap dan berkuliner di homestay, hiburan budaya di desa wisata, nanti tripnya di kawasan hutan dengan jip wisata," ujar dia.

Tetap Lestari
Pengembangan wisata di kawasan Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Mangunan didorong untuk terus memperhatikan fungsi ekologi. Ipung menuturkan sampai saat ini mereka tidak menebang pohon yang ada di hutan pinus tersebut. Jika hendak mendirikan bangunan, maka dipilih di atas batu atau kawasan marjinal.

"Kemudian tempat-tempat yang terindikasi menjadi sumber air, misalnya bebatuan di lembah, kami tanami pohon gayam. Dulu di sini enggak ada pohon itu, sekarang jadi sumber air," katanya.

Selain itu, setiap awal musim penghujan, pengelola wisata juga diharuskan melakukan penanaman pohon. Tak hanya merawat lingkungan, ia juga mengedukasi warga sekitar untuk terus melestarikan hutan dengan memahami fungsi hutan.

Ipung menyebut banyak segmen masyarakat yang belum memahami fungsi dan manfaat hutan. Misalnya, sebagai sumber oksigen yang berfungsi menyangga kehidupan. Menurutnya, tak semua warga paham bahwa kehidupan manusia bergantung pada tanaman.

"Kami ceritakan bagaimana hutan itu menjadi tempat jasad yang lain untuk hidup, seperti flora dan fauna, yang akhirnya ada hubungan yang sinergis antara masyarakat dan hutan itu sendiri. Jadi ketika hutan dirusak, otomatis sumber air hilang, manfaat-manfaat lain juga hilang," kata dia.

Baru-baru ini, ia diganjar penghargaan Kalpataru 2021 untuk kategori Perintis Lingkungan. Meski mendapatkan kehormatan dalam ajang penghargaan ini, tetapi Ipung mengaku kepeduliannya terhadap lingkungan di kawasan wisata Mangunan bukan berorientasi pada Kalpataru.

"Kami enggak ngerti bakal ada Kalpataru, karena ini memang bentuk tanggung jawab dan sudah memahami fungsi dan manfaat hutan itu ketika akan masuk ke hutan untuk mengelola," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement