Advertisement

Gagal Paham, Milenial Mengira Pakiwan adalah Pemilik Toilet di Gunungkidul, padahal Artinya Ini

David Kurniawan
Kamis, 07 April 2022 - 12:47 WIB
Budi Cahyana
Gagal Paham, Milenial Mengira Pakiwan adalah Pemilik Toilet di Gunungkidul, padahal Artinya Ini Papan informasi tempat toilet yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Jawa di Taman Budaya Gunungkidul di Kalurahan Logandeng, Playen, Rabu (6/4/2022). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Bahasa Jawa belum sepenuhnya dipahami kalangan milenial di Gunungkidul. Salah satu contohnya adalah arti kata toilet dalam bahasa Jawa yang belum dimengerti karena dianggap mirip nama bapak-bapak.

BACA JUGA: Indonesia Resmi Punya 10 Bandara Internasional, Salah Satunya YIA

Advertisement

Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Gunungkidul memiliki tugas berat untuk mengenalkan dan melestarikan Bahasa Jawa kepada generasi milenial.

Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Choirul Agus Mantara, mengatakan anak-anak atau generasi milenial lebih menguasai bahasa asing seperti Inggris atau Korea ketimbang Bahasa Jawa yang menjadi warisan nenek moyang. “Sekarang sudah banyak yang tidak tahu tentang Bahasa Jawa khususnya di kalangan generasi muda,” kata Mantara kepada Harianjogja.com, Kamis (7/4/2022).

Ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman anak-anak muda tentang Bahasa Jawa bisa dilihat dari kasus toilet di Taman Budaya Gunungkidul (TBG) di Kalurahan Logandeng, Playen. Sebagai tempat pengembangan dan pelestarian budaya, fasilitas ini tidak hanya ditulis dengan Bahasa Indonesia, tapi juga Bahasa Jawa lengkap dengan tulisannya.

Meski demikian, sambung Mantara, banyak yang belum mengetahui apabila toilet atau fasilitas kamar mandi dalam Bahasa Jawa adalah Pakiwan. “Tahunya Pakiwan adalah nama orang yang memiliki toilet. Saya pun pernah ditanyai anak-anak kok Pak Iwan ada di sini [menunjuk ke papan informasi lokasi toilet],” ujarnya.

BACA JUGA: Warga Jogja Diminta Pakai Baju Anti-Klithih saat Bepergian, Modelnya Bikin Ngakak

Menurut dia, istilah Pakiwan hanya contoh kecil dan lingkupnya sangat dekat dengan aktivitas sehari-hari di masyarakat. “Sebenarnya dengan tulisan dua bahasa, kami coba sosialisasikan, tapi nyatanya masih banyak generasi muda yang belum mengerti,” katanya.

Ia pun terus berkomitmen untuk terus berupaya melestarikan Bahasa Jawa kepada generasi muda agar tidak punah tergerus oleh perkembangan zaman. “Sudah kami persiapkan sejumlah program seperti sandiwara atau langen carita berbahasa Jawa dengan peserta anak-anak SD,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement