Advertisement
Instalasi Pemanen Air Hujan Bisa Atasi Kekeringan, Ini Kelebihannya...
![Instalasi Pemanen Air Hujan Bisa Atasi Kekeringan, Ini Kelebihannya...](https://img.harianjogja.com/posts/2022/04/20/1099653/hibah-teknologi-pemanen-air-hujan-dari-padmanaba.jpeg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Instalasi pemanen air hujan atau rain harvester bisa menjadi solusi mengatasi dampak kekeringan. Alumni SMAN 3 Padmanaba melalui lintas angkatan membuat gerakan pembangunan rain harvester di sejumlah tempat di wilayah DIY yang terdampak kekeringan seperti Gunungkidul.
Terbaru, teknologi ini sudah diserahkterimakan di Padukuhan Tekik, Ngloro, Saptosari dan Padukuhan Blimbing, dan Padukuhan Mendak, Girisekar, Panggang. Ketua Panitia Pembuatan Rain Harvester Beatriks W Puntorini menjelaskan melalui gerakan ini kelompoknya ingin menawarkan solusi melalui instalasi pemanen air hujan dalam mengatasi kekeringan di DIY utamanya Gunungkidul.
Advertisement
“Ini merupakan teknologi tepat guna yang bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi krisis air terutama saat musim kemarau. Sehingga kami membagikan instalasi ini di sejumlah titik rawan krisis air,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4/2022).
Pembuatan instalasi oleh alumni Padmanaba ini dengan melibatkan para ahli sehingga bisa merancang dengan menghasilkan tempat penampungan yang memiliki sejumlah keunggulan. Mulai dari anti ranting dan dedaunan, anti sedimentasi dan anti binatang pengerat. Selain itu teknologi ini juga dilengkapi dengan pencegahan air hujan awal yang cenderung asam.
Baca juga: Marak! Peredaran Pil Koplo di Gunungkidul Pakai Media Sosial
“Di samping itu, karena air hujan ini sudah dipanen sebelum sampai ke tanah, maka sangat kecil kemungkinan tercemar bakteri Escherichia coli atau E. coli yang biasanya didapat dari rembesan septic tank sebagai sumber pencemaran. Sehingga hasil panenan air ini benar-benar bersih,” katanya.
Ia mengatakan, pembuatan instalasi pemanen air hujan dengan tiga buah toren diperkirakan menghabiskan dana kurang lebih Rp20 juta per unit. Sehingga, keseluruhan bantuan di tiga padukuhan ini mencapai Rp60 juta. Tiga kalurahan yang mendapatkan hibah meliputi Padukuhan Blimbing, Girisekar, Panggang; Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Panggang; dan Padukuhan Tekik, Kalurahan Ngloro, Kapanewon Saptosari.
“Harapan kami Rain Harvester ini akan menjadi program stimulan Kabupaten Gunungkidul dan tempat lain di DIY yang berkelanjutan dalam rangka mengurangi atau bahkan menuntaskan permasalahan kekeringan,” katanya.
Hibah instalasi pemanen air hujan diberikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Gunungkidul, Irawan Sujatmiko dan Direktur PDAM Toto Sugiyarto di Balai Padukuhan Blimbing, Girisekar, Panggang pada Senin (18/4/2021) lalu. “Kami berharap instalasi pemanen air hujan ini dapat diterapkan juga di wilayah lain,” kata Irawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/26/1182733/museum_pacitan_pendidik.jpg)
Pendidik di Pacitan Antusias Kolaborasi dengan Museum Song Terus
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Momen Pembersihan Lahir Batin, Disbud Kulonprogo Gelar Jamasan 14 Pusaka
- Vaksinasi Polio di Sleman Sudah Terlaksana di Awal Tahun
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
Advertisement
Advertisement