Advertisement

TPST Masih Diblokade, Pemkab Bantul Hanya Ambil Sampah di Tempat Publik

Catur Dwi Janati
Selasa, 10 Mei 2022 - 17:57 WIB
Arief Junianto
TPST Masih Diblokade, Pemkab Bantul Hanya Ambil Sampah di Tempat Publik Sejumlah armada pengangkut sampah lalu lalang di sekitar TPST Piyungan, Rabu (23/12/2020). Setelah ditutup warga beberapa hari terakhir, kini TPST Piyungan dibuka kembali. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Kendati berdampak pada penumpukan sampah di sejumlah titik pembuangan, pemblokadean TPST Piyungan belum juga dibuka warga.

Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul menyiapkan sejumlah strategi mengatasi tumpukan sampah di tempat publik.

Advertisement

Kepala DLH Bantul, Ari Budi Nugroho membenarkan bahwa sampai Selasa (10/5/2022) belum ada informasi pembukaan kembali TPST Piyungan.

"Hari ini [Selasa] kami masih belum melayani [pembuangan sampah]," ujarnya.

"Jadi terkait dengan pembukaan biasanya nanti dikabari dari pengelola DIY. Sampai hari ini kami juga belum melakukan pelayanan, nanti kalau melakukan pelayanan tapi belum buka kan tidak bisa membuang," tandasnya.

Untuk mengantisipasi kondisi ini, pengambilan sampah hanya dilakukan di tempat publik, misalnya Taman Paseban.
Sampah di tempat-tempat publik lalu dikumpulkan sementara di kontainer-kontainer sampah yang dimiliki DLH Bantul. 

"Kalau kontainer paling kapasitasnya tiga ton, paling kita punya sekitar kontainer 20, ya bisa sampai 60 ton. Sampai dengan hari ini paling baru sekitar lima ton, dua kontainer. Prioritas baru itu [sampah di tempat publik]. Sehingga baru sekitar 20 persen," jelasnya.

Sebelumnya Koordinator Aksi Banyakan Bergerak, Herwin Arfianto pada Senin (9/5) menuturkan bila hingga hari ketiga penutupan puluhan truk yang hendak masuk ke arah TPST Piyungan diminta putar balik.

Persoalan limbah dan perizinan menjadi dua alasan yang disebutkan Herwin membuat langkah penutupan TPST Piyungan dilakukan. 

Meski sempat ditawarkan audiensi dengan dengan Sekda DIY pada hari ketiga penutupan, pihaknya menolak dan tetap kekeh menginginkan beraudiensi langsung dengan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.

"Target utama kami berdiskusi untuk berdialog dengan Bapak Gubernur, selain Bapak Gubernur kami tidak mau," ujarnya.

Adapun tuntutan utama yang disuarakan warga aksi ialah penutuapan TPST Piyungan secara permanen.

"Kalau sampai kapan [pemblokadean TPST], tuntutannya tutup untuk selamanya. Biar pindah lokasi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement