Advertisement

Promo November

Mengenal Dalang Cilik Asal Gunungkidul yang Dianggap Mirip Ki Seno Nugroho

David Kurniawan
Kamis, 09 Juni 2022 - 08:17 WIB
Budi Cahyana
Mengenal Dalang Cilik Asal Gunungkidul yang Dianggap Mirip Ki Seno Nugroho Muhammad Yusuf Khairudin saat pentas dalam acara syawalan di Dusun Jeruklegi, Katongan, Nglipar, Gunungkidul, beberapa waktu lalu. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Muhammad Yusuf Anshor Khairudin, dalang cilik asal Dusun Jeruklegi, Katongan, Nglipar, Gunungkidul, dianggap memiliki kemiripan dengan almarhum Ki Seno Nugroho. Yusuf sering mengikuti Sang Legenda menjadikan Bagong sebagai salah satu tokoh sentral dalam pementasan. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, David Kurniawan.

Tabuhan kendang yang diikuti instrumen gamelan lainnya menjadi pembuka pentas wayang semalaman di Balai Dusun Jeruklegi, Katongan, Nglipar, Selasa (3/5/2022). Iringan musik ini disambut nyanyian enam pesinden yang duduk di sisi kanan layar tempat pergelaran wayang berlangsung.

Advertisement

BACA JUGA: Kulonprogo Bercita-cita Punya Destinasi Wisata Super Prioritas

Di tengah-tengah kelir duduk anak berusia 15 tahun mengenakan pakaian Jawa dengan keris yang terselip di bagian punggung. Muhammad Yusuf Anshor Khairudin tampil di tanah kelahirannya untuk peringatan syawalan.

Sebelum pentas dimulai, Yusuf menerima gunungan yang diserahkan oleh Lurah Katongan, Jumawan. Setelahnya, ia kembali duduk dan mencabut gunungan di tengah-tengah layar sebagai penanda pertunjukan wayang telah dimulai.

Ratusan penonton yang duduk di depan panggung antusias menonton pertunjukan yang berdurasi 5,5 jam ini. Alur cerita wayang tidak berbeda jauh dengan lakon lain, mulai dari pembukaan awal cerita yang kemudian diselingi hiburan limbukan.

Di sela-sela inti cerita juga terselip hiburan goro-goro yang menampilkan punawakan berkolaborasi dengan para sinden untuk menghibur penonton. Kali ini Yusuf mengambil lakon Wahyu Kamulyan yang bercerita tentang perjalanan Pandawa mendapatkan wahyu untuk ketenteraman dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Pentas ini adalah salah satu lakon dari belasan cerita wayang yang telah dibawakan anak pasangan Karyanto-Sutarmi itu. Meski masih duduk Kelas VIII SMP, Yusuf sudah mahir memainkan wayang sesuai dengan karakter dari masing-masing tokoh.

Suaranya juga sudah seperti orang dewasa dan disebut-sebut mirip dengan almarhum Ki Seno Nugroho. Kemiripan paling kentara terlihat saat membawakan tokoh Bagong. Cengkok suara mereka hampir sama. Jenis wayang yang digunakan juga sama, yakni Bagong dengan mata melotot tanpa baju dan hanya menggunakan celana kolor warna merah.

Ia juga sering menjadikan anak terakhir Ki Lurah Semar ini sebagai tokoh utama cerita dalam lakon yang dibawakannya. Yusuf tak canggung pada saat tampil bersama pesinden tenar semacam Elisha Orcarus Allaso atau pelawak kondang asal Kota Jogja, Mbah Waluyo.

Kolaborasi ketiganya dapat dilihat dalam pertunjukan di Dusun Nologaten, Jurangjero, Ngawen yang digelar Jumat (6/5/2022) lalu. Pada saat limbukan ketiganya tampil padu hingga bisa memancing gelak tawa penonton.

Yusuf berencana melanjutkan ke SMK Negeri 1 Kasihan atau yang dulu dikenal Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Yogyakarta saat sudah lulus SMP.

“Saya manggung pertama kali satu tahun lalu di Kalurahan Jatiayu [Karangmojo]. Saat itu diminta oleh paman yang kebetulan juga sebagai seorang pekerja seni,” kata Yusuf kepada Harian Jogja, Senin (23/5/2022).

BACA JUGA: Kalah di Pengadilan, 1 Hotel di Jogja Diwajibkan Bayar Rp719 Juta kepada Pekerja

Kecintaan Yusuf pada wayang sudah terlihat sejak dia berusia tiga tahun atau pada 2010 lalu. Kala itu dia melihat video almarhum Ki Sugino, dalang asal Banyumas. Ia pun meminta kepada Sang Ibu untuk dibuatkan wayang dari kardus.

Permintaan ini dituruti hingga akhirnya Yusuf memiliki belasan koleksi wayang kardus. Nahasnya, pada saat terjadi Badai Cempaka di akhir 2017, koleksi wayangnya hanyut karena luapan air dari Kali Oya.

Yusuf kecewa dan putus asa. Selama tiga tahun, dia tidak mau berhubungan dengan hal ihwal berbau wayang. Rasa cinta ini kembali muncul setelah Ki Seno Nugroho meninggal dunia hingga akhirnya Yusuf memantapkan dirinya jadi seorang dalang.

“Saya belum pernah lihat Dalang Seno manggung secara langsung. Saya melihatnya hanya melalui Internet dan Youtube yang menjadi media pembelajaran saya sebagai dalang,” ungkapnya.

Meski disebut mirip dengan Ki Seno Nugroho, Yusuf menilai hal tersebut hanya anggapan orang. Ia ingin menemukan jati diri sendiri sebagai seorang dalang, tanpa embel-embel mirip dalang lain, seperti Ki Seno meskipun secara pribadi dia mengidolakannya. “Cita-cita saya ingin menjadi dalang yang diterima masyarakat secara luas,” katanya.

Sewa Peralatan

Sejak tampil pertama kali saat Lebaran 2021, Yusuf sudah melalui belasan panggung. Penampilan tak hanya di Gunungkidul, tapi juga sudah merambah sampai Cangkringan di Sleman. “Januari lalu, saya diundang tampil di rumah Gusti Yudho di Kota Jogja,” kata Yusuf.

Peralatan yang dipakai masih sewa, mulai dari wayang hingga gamelan. Pada saat akan pentas, ia mencari pinjaman ke dalang lain. Hal ini bisa dimaklumi karena dalam dirinya tidak ada garis keturunan dalang. Yusuf mengaku punya paman, sebagai pengrawit atau penabuh gamelan. “Itu pun hanya campursari dan paman inilah yang pertama kali menyuruh mendalang,” katanya.

Dari hasil mendalang, Yusuf mulai mengumpulkan koleksi wayang satu demi satu tokoh. Ia pun bermimpi bisa memiliki perlengkapan sendiri mulai dari wayang hingga gamelan. “Memang butuh proses dan biayanya besar. Misal untuk satu wayang seperti tokoh Kartomarmo harganya mencapai Rp800.000 dan untuk tokoh lain seperti Werkudara bisa jutaan rupiah. Padahal, tokoh wayang jumlahnya ratusan,” katanya.

BACA JUGA: Kraton Izinkan 6 Hektare Tanah SG di Sleman dan Gunungkidul untuk Pembangunan Mako Brimob

Menurut dia, sewa perlengkapan gamelan hingga wayang mencapai Rp3 juta untuk sekali pentas. Yusuf tidak mematok harga pasti untuk manggung karena semua bergantung dengan bintang yang diundang. “Ada yang hanya pementasan, sedangkan bintang tamunya didatangkan sendiri oleh yang nanggap. Yang jelas, dari mewayang saya nabung sedikit demi sedikit melengkapi koleksi dan mudah-mudahan bisa lengkap bersama dengan gamelan untuk pentas,” katanya.

Yusuf hampir setiap hari berlatih di rumah. Alat-alat yang digunakan juga seadanya karena keterbatasan. Meski demikian, setiap pekan atau hari libur ia berlatih ke rumah Ki Sulis Priyanto di Kalurahan Gari.

Sulis Priyanto mengatakan Yusuf adalah salah satu dalang bertalenta asal Gunungkidul. Saat festival dalang di Taman Budaya Gunungkidul akhir 2021 lalu, Yusuf berhasil menyabet peringkat ketiga.

Ia pun mengatakan Yusuf anak didiknya. Setiap hari libur, Yusuf berlatih kemampuan suluk, olah sabetan wayang, lakon hingga retorika tokoh yang dibawakan.

“Kalau mirip Ki Seno, mungkin iya karena berdasarkan tanggapan dari audiens. Memang ia [Yusuf] sangat mengidolakan pewayangan dari almarhum Ki Seno Nugroho,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement