Advertisement

Kreatif! Kelompok Ini Bisa Ubah Sampah Jadi Paralon untuk Kandang Kambing

Lugas Subarkah
Kamis, 28 Juli 2022 - 17:17 WIB
Arief Junianto
Kreatif! Kelompok Ini Bisa Ubah Sampah Jadi Paralon untuk Kandang Kambing Pengelola GSTC, Neni Widuri Lestari, menunjukkan hasil pengolahan sampah di GSCT, beberapa waktu lalu. - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemkab Bantul dalam mengolah sampah, Guwosari Training Centre (GSTC) menjalankan pengolahan sampah baik organik maupun anorganik. Dengan menggunakan mesin, sampah dapat diolah hingga menjadi berbagai produk berdaya jual ekonomi.

Pengelola GSTC, Neni Widuri Lestari, menjelaskan berbagai kegiatan pengolahan sampah di GSTC mulai dari pemilahan sampah. “Sampah anorganik dicacah kemudian dijadikan tali rafia, ada yang dijadikan sedotan. Sementara yang organik jadi kompos dan eco-enzim,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Advertisement

BACA JUGA: Langgar Aturan yang Dibuat Sendiri, Panitia Pilur Sidomulyo Bantul Minta Maaf

Tak hanya sampah anorganik biasa, bahkan sampah yang tergolong residu yang biasanya tidak diterima perosok atau pengepul, seperti plastik alumunium foil, sepatu jebol, kaca dan sebagainya bisa diolah. “Kami sosialisasi untuk sampah habis di rumah tangga. Pilah dan pilih sampah dari rumah,” ucap dia.

Di GSTC, sampah residu tetap bisa diolah menjadi papan balok sintesis, yakni dengan cara dipanasi hingga meleleh kemudian dicetak.

Balok sintesis bisa digunakan untuk pengganti kayu antirayap. Bisa dipaku dan dibaut. Balok sintetis bisa menjadi kursi, kandang kambing dan lainnya.

Selain itu, ada pula pengolahan sampah anorganik dari pipa bekas yang kemudian dilebur untuk dijadikan paralon kembali.

“Daur ulang dari tepung pipa PVC. Jadi kami barteran dengan pengepul, misal di sana spesialisasi botolan atau kerdos, kami setor ke sana. Mereka disuruh ngumpulin paralonnya, kami ambil,” ungkapnya.

Sementara untuk mendapatkan sampah, GSTC bekerja sama dengan sejumlah bank sampah di Sleman dan Bantul yang totalnya mencapai sekitar 30 unit bank sampah.

Sedangkan untuk sampah organik, GSTC bekerja sama dengan hotel dan rumah makan. Sampah anorganik dijadikan pakan magot. Beberapa hari lalu, dalam sehari saja bisa panen 100 kilogram,” kata dia.

Dia berharap masyarakat bisa berperan dalam pengolahan sampah ini, dengan yang paling sederhana mencuci dan menjemur plastik setelah dipakai. “Setelah cuci piring gentian cuci plastik, lalu masukkan bagor. Nanti saya hargai kiloan. Semua plastik kami terima,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement