Advertisement

Penularan PMK Masih Terjadi, Capaian Vaksinasi Ternak DIY Baru 11,47 Persen

Sunartono
Selasa, 11 Oktober 2022 - 19:47 WIB
Bhekti Suryani
Penularan PMK Masih Terjadi, Capaian Vaksinasi Ternak DIY Baru 11,47 Persen Dokter hewan Puskeswan Sanden memeriksa kondisi sapi positif PMK di Kapanewon Srandakan, Senin (13/6/2022). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA---Penularan penyakit mulut kuku (PMK) pada hewan ternak di DIY masih terjadi sampai saat ini meski kasusnya terus menurun. Di sisi lain capaian vaksinasi ternak di DIY sampai saat ini baru di angka 11,47%.

Berdasarkan update data di situs Siaga PMK, jumlah hewan ternak yang sudah divaksinasi sebanyak 36.513 ekor atau sekitar 11,47% dari total sasaran. Terdiri atas Kulonprogo 11.170 ekor, Sleman 9.462 ekor, Gunungkidul 8.329 ekor, Bantul 7.431 ekor dan Kota Jogja 121 ekor yang telah divaksinasi. Adapun jumlah kasus PMK hingga Selasa (11/10/2022) sebanyak 13.884 kasus terdiri atas Sleman 7.438 kasus, Bantul 3.746 kasus, Kulonprogo 1.406 kasus, Gunungkidul sebanyak 1.294 kasus dan Kota Jogja nihil.

Advertisement

Data ini juga mengungkap jumlah ternak di DIY yang mati akibat PMK sebanyak 527 ekor, terdiri atas Sleman 431 ekor, Bantul 66 ekor, Gunungkidul 19 ekor dan Kulonprogo 11 ekor. Adapun untuk jumlah sapi terinfeksi PMK yang dipotong sebanyak 466 ekor terdiri atas Sleman 304 ekor, Bantul 135 ekor, Gunungkidul 12 ekor dan Kulonprogo sebanyak 15 ekor.

“PMK di DIY memang tingkat penularannya masih terjadi meski pun sudah ada penurunan. Tren tingkat penularan memang menurun,” kata Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa (11/10/2022).

Aji mengatakan penurunan kasus ini disebabkan karena berbagai faktor, di antaranya ada hewan yang dipotong kemudian diberikan ganti rugi oleh pemerintah dan dipotong secara mandiri oleh masyarakat. Selain itu banyak ternak yang kemudian diobat sudah sembuh sehingga jumlah angka ternak sembuh dari PMK tercatat sebanyak 3.883 ekor seluruh DIY.

Meski kasus mulai menurun, kata Aji, vaksinasi untuk hewan ternak terus dilakukan meski dengan keterbatasan karena jumlah petugas vaksinasi tidak banyak. Di mana DIY hanya memiliki petugas vaksinasi sebanyak 76 orang dengan populasi ternak yang mencapai ribuan. Pemberian vaksinasi yang baru menyasar Sapi juga menjadi kendala tersendiri dalam mencegah penularan. Mengingat ketika kambing terinfeksi juga memungkinkan menular ke sapi.

“Tetapi memang sampai saat ini penularan masih terjadi, maka vaksinasi terus dilakukan,” ujarnya.

BACA JUGA: Alasan Pemerintah Tambah Hari Cuti Bersama pada Nyepi 2023

Ia mengungkap penyebab penularan masih terjadi ini karena sulitnya menutup secara penuh lalu lintas ternak di wilayah DIY. Karena kebutuhan terhadap ternak masih tergolong tinggi sehingga tidak memungkinkan untuk ditutup secara penuh. Sampai saat ini lalu lintas ternak keluar masuk di DIY juga cukup tinggi. Padahal lalu lintas ini memberikan andil terhadap penyebaran PMK.

“Kalau mau lebih efektif menekan penularan ya memang tidak ada lalu lintas ternak, tetapi kan dampaknya besar ketika ditutup mengingat permintaan daging di DIY tergolong masih tinggi,” ujarnya.

Selain itu pasar ternak juga tidak memungkinkan ditutup. Menurut Aji penutupan pasar justru membahayakan ketika kelompok pedagang membuka pasar di titik atau lokasi lain. Karena transaksi hewan ternak bisa dilakukan di mana saja termasuk di lapangan terbuka. Oleh karena pasar tetap dibuka dengan secara intens melakukan penyemprotan desinfektan.

“Sangat memungkinkan pedagang melakukan transaksi di tempat lain seperti lapangan ketika pasar hewan itu ditutup, makanya lebih baik kami buka pasarnya,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto menyatakan jumlah ternak rentan PMK di DIY mencapai total 922.995 ekor. Terdiri dari sapi perah sebanyak 3.474 ekor, sapi potong sebanyak 314.388 ekor, kerbau sebanyak 427 ekor, domba sebanyak 150.837 ekor, kambing sebanyak 444.099 ekor dan babi sebanyak 9.730 ekor.

“Penanganan kami lakukan mulai dari pengawasan, pengendalian, dan penerapan biosecurity lalu lintas hewan rentan dan produknya melalui check point di tujuh pos lalu lintas ternak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement