350 Tim Programmer Dunia Bersaing Pecahkan Masalah Perubahan Iklim di Jogja dengan Data
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sebanyak 350 tim programmer dari berbagai belahan dunia mengikuti kompetisi UN Big Data Hackathon di Jogja pada Selasa (8/11/2022) hingga beberapa hari ke depan. Mereka ditantang untuk memecahkan persoalan perubahan iklim dengan berbasis data dengan waktu sekitar dua hari.
Anggota Divisi Statistik United Nation Markie Muryawan menjelaskan dari total 350 tim yang ikut dalam kompetisi ini terdiri atas 300 tim kalangan muda dari pelajar hingga mahasiswa dan 50 tim di antaranya merupakan kalangan profesional berpengalaman. Dalam kompetisi itu peserta harus mampu memberikan solusi berbasis data dalam menangani masalah perubahan iklim.
Advertisement
Ia mencontohkan, salah satu penggunaan big data untuk menangani persoalan perubahan iklim bisa terkait banyaknya sungai yang kering seperti di Amerika Serikat hingga China bahkan di Indonesia. Kekeringan ini dampaknya sangat besar, bisa diungkap jumlah petani yang tidak bisa melakukan panen karena mengandalkan sungai tersebut.
“Kalau sungai kering apa dampaknya ke masyarakat itu diungkap dengan data. Contoh lain misalnya karena banyak sungai dipakai transportasi air mereka tidak bisa menggunakan lagi misalnya, dampaknya ke masalah harga logistik,” katanya, Selasa (8/11/2022).
Masalah lain yang bisa diungkap terkait eksploitasi ikan, dengan menggunakan data bisa dilakukan tracking terhadap pelaut atau nelayan untuk diidentifikasi titik mana saja yang sering dipancing atau dijaring. Selanjutnya akan mengetahui titik eksploitasi. “Dengan 350 tim dari seluruh dunia, saya yakin bisa menemukan hal baru yang inovatif dan kreatif dan ini datanya bisa membantu pemerintah untuk menjawab persoalan,” katanya.
BACA JUGA: Reformasi Kalurahan di Jogja, KPH Yudanegara: Desa Harus Transparan soal Anggaran
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan dari total 350 memang tidak semuanya berada di Jogja, ada beberapa yang mengerjakan dari negara lain. Akan tetapi mereka yang ikut menjadi peserta terutama yang di Jogja telah melalui proses seleksi. Melalui olah data yang dilakukan kalangan muda lewat kompetisi itu diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk diadopsi menjadi sebuah kebijakan penanganan dampak perubahan iklim.
“Anak muda yang selama ini paling dekat dan mampu melakukan olah data berbasis digital. Harapannya dari inovasi mereka menghasilkan karya yang bisa diaplikasikan untuk penanganan dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Advertisement