Advertisement

Jalan Brosot-Sentolo Rusak Parah dan Membahayakan Pengendara, Truk Pasir Jadi Biangnya

Ujang Hasanudin
Rabu, 16 November 2022 - 13:17 WIB
Arief Junianto
Jalan Brosot-Sentolo Rusak Parah dan Membahayakan Pengendara, Truk Pasir Jadi Biangnya Warga melintas di Jalan Brosot-Sentolo yang mengalami kerusakan, Selasa (15/11/2022). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Jalan Brosot-Sentolo, Kulonprogo mengalami kerusakan cukup parah dan membahayakan pengendara terutama pengendara sepeda motor.

Jalan yang menjadi kewenangan Pemda DIY tersebut diklaim sudah beberapa kali dilakukan perbaikan, tetapi kerusakan masih terjadi karena menjadi lalu lintas kendaraan pengangkut pasir.

Advertisement

Kasi Pemeliharaan Jalan Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY, Wira Sasongko Putro tidak menampik sepanjang jalan Brosot-Sentolo dari Jalan Srandakan sampai Jalan Jogja-Wates merupakan salah satu ruas jalan yang mengalami kerusakan cukup parah.

Pihaknya mengaku sudah berkali-kali melakukan perbaikan dengan cara tambal sulam. “Tetapi ya rusak terus karena menjadi perlintasan kendaraan truk pengangkut pasir, apalagi pasir basah itu menambah percepatan kerusakan jalan,” kata Wira, Rabu (16/11/2022).

BACA JUGA: Tiga Penyu Lekang Ditemukan Mati di Pantai Jangkang, Gegara Sampah Plastik?

Menurutnya, jalan tersebut sebenarnya bukan jalur lalu lintas kendaraan pertambangan, tetapi sejak 10 tahun terakhir menjadi lalu lintas kendaraan pengangkut pasir sungai Progo sehingga kerusakan tidak bisa dihindari.

Pihaknya sempat mengingatkan kepada semua pengusaha pertambangan di wilayah itu supaya pasir yang diangkut menunggu kering terlebih dahulu sebelum diangkut lewat Jalan Brosot-Sentolo. Namun, faktanya pasir dalam kondisi basah tetap diangkut sehingga semakin menambah kerusakan jalan. Terlebih tonasenya lebih dari 10 ton.

Menurutnya, kerusakan jalan tersebut bukan hanya bagian aspal, tetapi lapisan bawah aspal juga sudah mengalami kerusakan, sehingga sebenarnya perbaikan bukan hanya tambal sulam aspal, melainkan butuh perbaikan secara menyeluruh. Harus membongkar aspal semula dan menggantinya dengan aspal yang baru atau bisa juga dengan peningkatan aspal.

Untuk untuk mengganti aspal baru butuh anggaran yang cukup banyak. Sementara ketersediaan anggaran APBD DIY terbatas dan hanya bisa menganggarkan untuk perawatan rutin.

Pihaknya sudah setiap tahun mengusulkan anggaran, bahkan sudah melakukan peninjauan langsung bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY. Namun lagi-lagi dalam pembahasan anggaran belum menjadi perioritas.

Dana CSR

Sempat muncul wacana agar perusahaan pemilik penambangan pasir mengalokasikan dana corporate social responsibility (CSR) karena perusahaan mereka turut merusak jalan. “Tetapi wacana yang muncul dari anggota Dewan ini belum mendapat tanggapan positif,” ucapnya.

Lebih lanjut Wira mengatakan untuk untuk kebutuhan anggaran rehab saja membutuhkan anggaran Rp2-4 miliar per kilometer. Sementara jalan tersebut lebarnya 5,5-6 meter dan panjang sekitar 16,85 kilometer yang membentang dari Jalan Srandakan di Brosot sampai Jalan Jogja-Wates di Sentolo.

Jika dihitung kebutuhan rehab Rp2 miliar saja, kata Wira, maka anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp32 miliar. Itu baru diambil minimalnya.

Sementara jika harus dilakukan perbaikan total dengan peningkatan aspal membutuhkan anggaran sekitar Rp5-7 miliar per kilometer, sehingga anggaran yang dibutuhkan lebih besar lagi bisa mencapai Rp80-120 miliar.

 “Memang membutuhkan anggaran cukup banyak. Sementara ketersediaan anggaran Pemda DIY belum bisa menampung kegiatan perbaikan di jalan itu, kecuali perawatan rutin,” tandas Wira.

Sementara Wandi, salah satu warga Dusun Kaliwiru, Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo yang rumahnya dekat jalan Brosot-Sentolo mengatakan sebenarnya sudah sering ada perbaikan jalan, tetapi rusak terus karena sering dilewati truk pasir. “Kalau perbaikan setahu saya selalu ada seperti ditambal begitu tapi ya beberapa bulan rusak lagi,” ucapnya.

Senada disampaikan Ririn, warga Dusun Disil, Kalurahan Salamrejo, Kapnewon Sentolo. Ia mengatakan Jalan Brosot-Sentolo sering rusak bahkan rawan kecelakaan terutama bagi pengemudi sepeda motor. Ririn berharap pemerintah memikirkan agar jalan tersebut tidak sering rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement