Advertisement

Warga Jogja Punya Kesadaran Tinggi Menunda Punya Anak

Yosef Leon
Senin, 12 Desember 2022 - 18:07 WIB
Budi Cahyana
Warga Jogja Punya Kesadaran Tinggi Menunda Punya Anak Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Warga Kota Jogja dinilai punya kesadaran yang tinggi untuk menunda memiliki anak. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terkendali baik untuk tata kota.

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Jogja menilai kesadaran penduduk di wilayahnya cukup tinggi dalam merencanakan kelahiran anak. Kondisi ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang berada di angka 0,98 persen dengan rata-rata per keluarga mempunyai 1,2 anak. 

Advertisement

BACA JUGA:  Simak! Ini Barang Paling Laris saat Ramadan-Lebaran versi Tokopedia

"Sebetulnya menunda saja, kesadaran untuk merencanakan memiliki anak cukup tinggi. Setelah menikah, pasangan langsung ada rencana kapan mau punya anak. Itu terlihat dari pertumbuhan penduduk 0,98 persen dan jumlah rata-rata anak yang 1,2 per keluarga," kata Kepala DP3AP2KB, Edy Muhammad, Senin (12/12/2022). 

Fenomena perencanaan untuk memiliki anak itu juga didukung dengan persentase keikutsertaan program keluarga berencana (KB) yang cukup tinggi di Jogja. Dari 89.092 jumlah keluarga di Jogja, 40% adalah pasangan usia subur. Sebanyak 36.000 adalah peserta KB aktif. 

"Masih banyak pula yang pakai pola mandiri. Cukup besar juga angkanya. Mulai dari yang tradisional atau yang inisiatif dengan alat kontrasepsi lain," ujar dia. 

BACA JUGA: Belajar Kelola Sampah dari Cara Cerdas Kalurahan Panggungharjo

Edy menjelaskan fenomena ini cukup penting untuk wilayah Jogja yang tidak terlalu luas dan berdampak pada kepadatan area yang masih bisa ditanggulangi. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak terlalu signifikan membuat mobilitas masyarakat di Jogja tidak terlalu tinggi, terkecuali pada masa libur panjang dan masa akhir pekan. 

Namun, Edy menyebut penduduk di Jogja masih punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan berkaitan dengan tingkat pemerataan pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Menurut dia masih ada ketimpangan pendidikan antara laki-laki dan perempuan, khususnya pada jenjang sarjana dan magister.

"Bila dilihat dari sebaran pendidikan, sampai dengan SLTA antara laki-laki-laki dan perempuan seimbang. S1 dan S2 mulai lebih banyak laki-laki," ucap dia. 

BACA JUGA:  Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Catatkan Kinerja Keuangan Terbaik, PLN Setor Dividen Rp2,19T dan Pajak Rp35,33T

News
| Kamis, 08 Juni 2023, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya

Wisata
| Rabu, 07 Juni 2023, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement