Advertisement
Kabar Penculikan Anak di Sleman Marak, Pengamat: Ini Terror Factory!
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dugaan percobaan penculikan anak menyebar di beberapa kota. Baru-baru ini kabar tersebut juga menggemparkan DIY khususnya di Kabupaten Sleman. Seorang anak di Kalurahan Margodadi, Kapanewon Seyegan, diduga hendak menjadi korban percobaan penculikan.
Terkait dengan hal itu, psikolog forensik sekaligus Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Koentjoro mengatakan secara psikologis sifat dari ketakutan menular. Sehingga isu penculikan mudah dikembangkan.
Advertisement
"Cuma yang saya khawatirkan ini ada isu-isu yang terkait dengan politik. Jadi di zaman modern seperti sekarang ini ada istilahnya terror factory," ucapnya, Kamis (2/2/2023).
Dia mengkhawatirkan informasi tentang penculikan itu tidak benar, tetapi masyarakat sudah terjebak di dalam terornya. Di dalam ilmu psikologi, menurutnya untuk melakukan intervensi harus ketemu dulu pokok masalahnya.
"Masyarakat perlu diyakinkan kalau itu tidak ada. Kedua sekarang yang namanya gotong royong antar kampung kita kembangkan. Antar instansi, antar manusia dikembangkan," jelasnya.
BACA JUGA: Marak Hoaks Penculikan Anak, Polres Bantul Datangi Sekolah-Sekolah
Dari sisi keamanan harus bisa memberikan bukti, jika pelaku teror sudah ditangkap harus dihukum. Dalam situasi seperti saat ini hoaks yang menyebar sangat berbahaya.
Menurutnya teror semacam ini bisa berlangsung lama. Saat kecemasan dan ketakutan terbentuk, nanti akan ada sosok penolong. Apapun yang disampaikan akan diikuti.
"Teror itu bermuatan politik. Teror buat masyarakat ketakutan. Kalau orang ketakutan, ada orang masuk seolah pahlawan. Jadi banyak pengikutnya."
Koentjoro berpesan saling jaga dengan tetangga dan lingkungan sekitar penting. Misal membuat grup RT dan RW, sehingga saat terjadi sesuatu bisa cepat mengambil tindakan.
"Kemudian ada sistem laporan yang jelas, seandainya ada penculikan lapornya kemana. Di daerah mana yang paling dekat, nomor telepon berapa jadi masyarakat bisa tenang," lanjutnya.
Sementara sosiolog kriminal, Soeprapto menjelaskan tentang apakah ini hoaks atau bukan, bisa jadi awalnya ada berita atau laporan, namun menjadi viral. Kemudian masyarakat punya pikiran buruk yang berlebihan. "Misalnya ada pedagang menawarkan dagangannya ke anak-anak di sekolah sudah dicurigai dan dijustifikasi akan menculik," ucapnya.
Dari pihak sekolah perlu melakukan pemantauan kepada siswanya dan meyakini bahwa anak didiknya aman. "Berada pada area yang steril dari kejahatan pihak luar."
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meminta kepada orang tua agar tidak panik berlebihan. Kustini menghimbau agar tetap waspada dan tetap memberikan perhatian pada adanya potensi kasus tersebut.
"Saya dengar juga kabar itu [penculikan]. Tapi terkait kasusnya seperti apa kita serahkan pada kepolisian. Yang jelas saya minta agar para orang tua tetap waspada. Tidak usah terlalu panik karena bisa repot nanti," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA
Advertisement
Advertisement