Advertisement
Pemkab: Setiap Tahun, Bantul Surplus Beras 25.000 Ton

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menegaskan bahwa Bumi Projotamansari selalu surplus beras setiap tahunnya yang mencapai 25.000 ton.
Kepala Bidang Penyuluhan, Produksi dan Pengembangan Usaha Pertanian (P3UP), Imawan Eko Handriyanto mengatakan bahwa produktivitas beras di Bantul cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di Bantul.
Advertisement
“Kebutuhan pangan per kapita per tahun masyarakat Bantul itu 86 kilogram. Setiap tahun kami surplus 25.000 ton beras. Saya kira cukup ini [memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bantul],” kata Imawan ditemui di Kalurahan Sendangsari, Senin (7/3/2023).
Imawan menjelaskan bahwa rata-rata produktivitas padi di Bantul secara keseluruhan mencapai 76 kwintal Gabah Kering Pungut (GKP) atau 7,6 ton GKP. Kalau dikonversi ke Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 64 kuintal.
“Pada Maret, Bantul memiliki 3.000 hektare lahan padi yang akan dipanen. Hampir semua hasil panen di atas rata-rata kabupaten,” katanya.
Hal tersebut, katanya, tidak terlepas dari faktor irigasi dan pupuk organik yang digunakan. Imawan memberikan contoh dengan hasil panen padi di Bulak Mangir, Kalurahan Sendangsari, Pajangan, Bantul.
Di Bulak Mangir, irigasi yang dibangun dengan baik dapat meningkatkan produktivitas padi dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Baru 5 Ton Beras Lokal Dibeli Pegawai Negeri Gunungkidul
Selain itu, penggunaan pupuk organik juga dianggap meningkatkan kualitas padi, karena struktur dan kandungan pada tanah menjadi sehat, sehingga produktivitas dapat terdongkrak naik.
“Cuaca kan baru tidak menentu. Kendati demikian cuaca tersebut tidak memengaruhi produktivitas padi di Bantul. Padi kan tanaman tahan air, meski tergenang asal tidak terlalu lama, bisa pulih lagi,” ucapnya.
Imawan menegaskan bahwa DKPP selalu mendorong para petani untuk menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang. Selain pupuk kandang, Imawan juga menyarankan untuk menggunakan biosaka.
“Biosaka itu adalah elisitor, bukan pupuk, bukan enzym maupun hormone. Jadi itu memang elisitor yang mentriger tanaman, sehingga dapat bermetabolisme lebih baik. Batang, dan akar-akarnya itu dapat lebih aktif menyerap unsur hara. Ini cukup membantu,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Diduga Ditembak, Kepala Keamanan Dewan Kepresidenan Libya Abdul Ghani Tewas di Tripoli
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Blacklist Kontraktor Proyek Pembangunan Gedung SMPN 2 Mlati
- Ini Ketentuan SPMB DIY 2025 Jalur Domisili Pengganti Zonasi, KK Famili Lain Tak Bisa Daftar Sekolah Terdekat
- Kasus Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan Terjadi di Bantul, Dinas Upayakan Mediasi
- 5 Warga Sleman Gagal Berangkat Haji di 2025, Ini Penyebabnya
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
Advertisement