Advertisement
Pemkab Klaim Penyebaran DBD di Gunungkidul Relatif Terkendali

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mengklaim penyebaran penyakit DBD di awal tahun ini relatif terkendali. Hingga pertengahan Maret 2023, tercatat ada 24 warga terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan tidak seperti penyebaran leptospirosis yang mengalami kenaikan, untuk penyebaran penyakit DBD dinilai lebih terkendali. Hal ini terihat dari jumlah kasus yang tercatat hingga pertengahan Maret.
Advertisement
Menurut dia, total hingga sekarang ada 28 warga yang terjangkit. Dari jumlah ini, satu orang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit ini.
“Kalau dilihat dari kasusnya, tahun ini relatif lebih terkendali karena tidak ada lonjakan,” kata Dewi kepada wartawan, Kamis (19/3/2023).
Ia mengakui, jumlah kasus yang ada saat ini juga lebih sedikit dibandingkan dengan 2022. Sepanjang tahun lalu ada 449 kasus dan tiga orang meninggal dunia karena terjangkit DBD.
Baca juga: Bebaskan Pilot Susi Air dari Sandera, TNI Kedepankan Negoisasi
Meski tren kasus terkendali, Dewi meminta kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini. Kewaspadaan dibutuhkan agar laju penyebaran tidak terjadi lonjakan.
Secara umum penyebaran penyakit DBD naik turun setiap tahunnya. Sebagai gambaran di 2019 lalu tercatat ada 576 kasus. Adapun setahun berikutnya terjadi kenaikan menjadi 957 kasus.
Setelah dua tahun meningkat, di 2021 terjadi penurunan karena dalam setahun hanya ada 189 kasus. “Memang naik turun kasusnya sehingga potensi penularan harus diwaspadai agar tetap terkendali laju penularannya,” ungkap dia.
Dewi berpendapat, masyarakat banyak yang sudah paham berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit ini. Penyebaran DBD erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Oleh karenanya, masyarakat diminta terus menjaga pola hidup bersih sehat dan rajin berolahraga.
“Dengan daya tahan tubuh tetap kuat, maka potensi terserang penyakit juga semakin kecil,” katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, Hal paling lazim dilaksanakan dengan menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi sarang kembang biak nyamuk. Selain itu, agar pencegahan dapat optimal harus ada satu orang pemantau jentik nyamuk.
“Kami akan terus lakukan sosialiasi dalam pencegahan agar penyakit DBD tidak terus bertambah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
Advertisement