Advertisement
Tak Hanya Braholo, Ada 8 Luweng di Tepus Jadi Tempat Kegiatan Mapala
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kalurahan Purwodadi, Tepus, Gunungkidul mencatat aktivitas penelusuran luweng tidak hanya dilaksanakan di Luweng Braholo. Pasalnya, masih ada delapan luweng lainnya di kalurahan tersebut.
Ulu-Ulu Kalurahan Purwodadi, Suroyo mengatakan, total di wilayahnya ada sembilan luweng yang sering digunakan kegiatan mahasiswa pecinta alam (Mapala). Selain Braholo, ada Luweng Pelelen, Belik, Nglibeng, Gebyok, Cekelan, Jurug, Mbomo dan Tebasan.
Advertisement
Menurut dia, sembilan luweng ini sering digunakan untuk kegiatan penyusuran. Namun demikian, untuk aktivitas terbanyak berada di Luweng Nglibeng dan Pelelen. Tapi, kadang juga di Luweng Braholo,” katanya saat dihubungi wartawan, Senin (27/3/2023).
BACA JUGA : BREAKING NEWS: Anggota Mapala FK UNS Jatuh di Luweng Braholo Ditemukan Meninggal Dunia
Suroyo menjelaskan, masing-masing luweng memiliki kedalaman yang berbeda-beda. Berdasarkan pendataan, Luweng Braholo menjadi salah satu luweng yang terdalam di Purwodadi.
“Dengan kedalaman sekitar 37 meter [sebelumnya tertulis 20 meter], maka menjadi salah satu luweng terdalam di kalurahan kami,” katanya.
Ia berharap kejadian kecelakaan di Luweng Braholo menjadi pelajaran bersama. Dalam aktivitas penyusuran diminta untuk lebih berhati-hati dan terus memperhatikan sisi keamanan.
BACA JUGA : Gua Braholo Jadi Saksi Prasejarah, Peninggalan Justru
Selain itu, Suroyo meminta kepada para penjelajah agar meminta izin ke kalurahan pada saat akan menyusuri luweng di Purwodadi. Ia tidak menampik, selama ini sudah banyak kegiatan mahasiswa pecinta alam yang mengajukan izin sebelum penyusuran, tapi ada juga yang langsung datang tanpa member pemberitahuan.
“Kalau kegiatan formal banyak yang izin. Tapi, kalau pribadi kebiasaan belum izin. Harapannya, semua kegiatan penyusuran bisa diberitahukan kepada kami,” ujarnya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Jogoboyo, Kalurahan Purwodadi, Yanto. Menurut dia, izin ini sangat penting karena tidak hanya sebagai pemberitahuan, tapi juga sebagai upaya pemantauan dan saat terjadi sesuatu hal bisa memberikan pertolongan.
“Kalau yang kemarin [kegiatan di Luweng Braholo yang mengakibatkan satu mahasiswa meninggal] belum tahu karena kebetulan sedang mengurusi anak yang sedang sakit. Tapi, harapannya semua bisa izin,” katanya.
BACA JUGA : Anggota Mapala FK UNS Terjatuh di Luweng Braholo
Yanto menambahkan, izin sebelum penyusuran tidak hanya ke kalurahan maupun polsek. Pasalnya, ia mengimbau agar meminta izin ke tetua di dusun termpat luweng berada.
“Misalnya Luweng Braholo berada di Dusun Ngandong, maka izinnya ke orang yang dituakan disana. Istilahnya kulo nuwun agar aktivitas berjalan dengan lancar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Investasi Senilai Rp16 Triliun, Pabrik Vendor Apple Dibangun di Indonesia
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Tak Perlu Repot, Kini Bikin Paspor Tinggal ke Kantor Mal Pelayanan Publik Bantul
- DKPP Bantul Jadwalkan Penyaluran Vaksin PMK pada Februari 2025
- Begini Langkah Dinas Pariwisata Gunungkidul untuk Mencapai Target 3,5 Juta Wisatawan di 2025
- Produksi Susu Sapi di Sleman Mencapai 4,3 Juta Liter
- Pelayanan Tera dan Tera Ulang di Sleman Kembali Dibuka di 2025
Advertisement
Advertisement