Masjid Pathok Negara Mlangi, Tempat Bersejarah, Kini Jadi Wisata Religi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Masjid Pathok Negara pertama kali dibangun di Padukuhan Mlangi sekitar 1755. Kiai Nur Iman, kakak Sri Sultan HB I, menjadi sosok di balik keberadaan Masjid Pathok Negara ini. Tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga digunakan untuk rapat menyusun strategi perang di masa kolonial.
Masjid Pathok Negara Mlangi terletak di Dusun Mlangi, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon (Kecamatan) Gamping, Sleman, tidak jauh dari Ring Road Barat. Di permukiman Padukuhan Mlangi, belasan pesantren berdiri berdampingan.
Advertisement
Ada juga sebuah masjid yang menjadi ikon Mlangi, yakni Masjid Pathok Negara. Masjid Pathok Negara Mlangi adalah masjid yang jemaahnya adalah nahdiyin. Hal ini ditunjukkan dengan logo Nahdlatul Ulama di gapura menuju masjid.
Di balik gapura, ada beberapa anak tangga yang harus dilewati terlebih dahulu karena posisi masjid lebih rendah daripada gerbang masuk. Papan bertuliskan tempat wudu putri berada di sebelah kanan, sementara tempat wudu putra ada di sebelah kiri.
Di luar masjid, ada kolam air yang akan dilewati kaki-kaki jemaah. Kolam itu berfungsi membasuh kaki supaya bersih sebelum masuk masjid. Di dalam masjid ada empat saka yang terbuat dari kayu.
Di belakang masjid terdapat makam Kiai Nur Iman dan beberapa makam lain yang setiap hari dikunjungi peziarah.
Sore itu, sejumlah peziarah duduk bersila membacakan tahlil. Meski tidak terlalu ramai, peziarah selalu datang silih berganti.
Masjid Pathok Negara Mlangi menjadi cikal bakal berdirinya Masjid Pathok Negara lainnya.
Mlangi berasal dari kata dalam bahasa Jawa, mulangi, yang berarti mengajar. Versi lain menyebut Mbah Kiai Nur Iman melihat tanah di sini meleng-meleng [mengilat] dan baunya wangi. Lalu kampung itu disebut Mlangi.
Pengurus Takmir Masjid Pathok Negara sekaligus Ketua Wisata Religi, Ihsanudin, menceritakan banyak pesantren berdiri di Mlangi karena kultur masyarakat yang kuat dalam tradisi keilmuan pesantren. Kepulangan Kiai Nur Iman menjadi cikal bakal berdirinya Mlangi ini.
"Cikal bakal kampung ini sekitar 1755, bersamaan dengan pecahnya Mataram, jadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta di Perjanjian Giyanti. Mbah Kiai Nur Iman ini kakak dari Kasultanan dan Kasunanan," ucapnya di rumahnya, Kamis (13/4).
Di Mlangi ada sekitar 15 pesantren dari dua dusun, yakni Dusun Mlangi dan Mlangi Sawahan. Hampir setiap RT di Mlangi memiliki pesantren.
Mulanya, santri datang ke pesantren ini hanya untuk mengaji. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pada 2014 lalu wali murid meminta agar disediakan juga pendidikan formal sekolah. Setelah rapat bersama melibatkan semua pesantren, para pengasuh bersepakat untuk membuat sekolah formal. "Tidak mungkin 15 pesantren buat sekolah semua, akhirnya berkumpul dan diskusi hingga disepakati yayasan formal bersama. Pendidikan formal di masing-masing pesantren jadi satu. MI, MTs, dan MA. Selanjutnya akan ada SMK dan rencana perguruan tinggi," jelasnya.
Beberapa pesantren besar di tanah Jawa asal berakar dari Dusun Mlangi.
BACA JUGA: Dapat Uang Ganti Rugi Proyek Tol Jogja-Solo, Puluhan Warga Berangkat Umrah
Ihsanudin menceritakan di dalam syiarnya Kiai Nur Iman berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ketika tradisi keilmuan Islam di satu tempat sudah kuat, dia akan bergeser ke tempat lain.
Pesantren besar lahir di beberapa daerah. Tidak hanya di DIY, tetapi merambah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Dia mencontohkan salah satu pesantren yang cukup besar di Tegalrejo, Magelang; pesantren di Watucongol, Magelang; hingga pesantren di Kalibeber, Wonosobo. Ada juga pesantren di Kulonprogo hingga Bagelen, Purworejo.
"Kalau pesantren besarnya di Gebang [Purworejo], sekarang diasuh oleh Kiai Chalwani kalau ditarik ke atas asal usulnya dari sini. Sampai nanti ke Cilacap dan Banyumas. Ke Timur ada Kediri, Tulungagung, Blitar, banyak sekali tokoh agama di situ, sampai Jember Banyuwangi," ucapnya.
Sejarah Masjid Pathok
Terdapat empat Masjid Pathok Negara di DIY. Masjid yang pertama didirikan di Mlangi. Masjid Pathok Negara Mlangi berdiri sekitar 1755, disusul tiga Masjid Pathok lainnya di Ploso Kuning, Babadan, dan Dongkelan.
Ihsanudin menyebut pathok sendiri memiliki dua arti, yakni batas dan sumber kekuatan. Masjid Pathok Negara di Mlangi merupakan milik Kiai Nur Iman, sementara tiga lainnya adalah milik putra-putranya. Di masa kolonial, masjid-masjid ini tidak hanya jadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat untuk rapat menyusun strategi perang. "Kraton ada di tengah [dikelilingi Masjid Pathok]. Masjid tidak hanya jadi tempat ibadah, tapi jadi tempat pikirkan strategi perang," ujarnya.
Dia menceritakan beberapa tradisi di Masjid Pathok Negara masih dijaga hingga saat ini. Misalnya tradisi selamatan. Ada juga tradisi salawat Jawa yang dibawakan setahun sekali saat peringatan Maulid Nabi. Menurutnya, selawat Jawa cukup unik. Terdiri dari 17 babak, setiap babak ada turunannya lagi. Sebagian lagunya masih dicampur dengan lirik-lirik Jawa. "Kayak nyondro pakai suara perut. Hanya setahun sekali salawat Jawa yang full."
Makam Kiai Nur Iman berada di belakang Masjid Pathok Negara Mlangi. Setiap hari selalu ada peziarah yang datang meski hanya lima sampai 10 orang. Peziarah akan membeludak pada tiga bulan tertentu, yakni Sya'ban, Syawal, dan Suro. Pengunjungnya akan berlipat-lipat.
Saat ini, jumlah peziarah dicatat demi kerapian administrasi. Misalnya pada Januari 2023 ini jumlah pengunjung dalam satu bulan mencapai 15.000 orang. "Wisata religi ke sini pokok utamanya ziarah ke makam Kiai Nur Iman. Kami mulai tertib soal data, peziarah di sini dalam tiga bulan itu bisa naik hingga tiga kali bahkan lima kali," ucapnya.
Peziarah pada bulan Ramadan banyak datang pada malam hari. Hanya sedikit yang berziarah pada siang hari.
Dusun Mlangi mulai menjadi kawasan wisata pada 2000. Saat itu, Dinas Pariwisata Sleman mengundang pengurus Mlangi dan mengajak diskusi kepariwisataan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Jadi Tersangka Pemerasan dan Gratifikasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Pekan Terakhir November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Minggu 24 November 2024: Hujan Ringan hingga Petir
- Jadwal Bus Damri Titik Nol Kilometer Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Minggu 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Bantul di Pekan Terakhir Bulan November 2024
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon Akan Upayakan Pemulangan Manuskrip Kraton Jogja Tersimpan di Inggris
Advertisement
Advertisement