Advertisement
Musim Hujan di DIY Diprediksi Diawali dari Kulonprogo, BMKG: Bagian Utara

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kabupaten Kulonprogo diprediksi bakal menjadi wilayah paling awal memasuki musim hujan pada November 2023. Data ini berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas saat dikonfirmasi di Yogyakarta, Kamis , mengatakan musim hujan di DIY dimulai pada dasarian atau sepuluh hari pertama November hingga Desember 2023 dasarian pertama. "Yang duluan memasuki musim hujan Kulonprogo bagian utara," ujar dia.
Advertisement
Wilayah Kabupaten Kulonprogo yang dimaksud Reni meluputi Kapanewon Samigaluh dan Kalibawang, disusul beberapa Kapanewon di Kabupaten Sleman pada dasarian kedua mencakup Turi, Pakem, Cangkringan, Sleman bagian utara, Ngaglik bagian utara, Tempel bagian utara, dan sebagian kecil Ngemplak.
Sedangkan wilayah yang diprediksi paling akhir memasuki musim hujan adalah Kota Jogja, meliputi seluruh Kapanewon.
Menurut Reni, awal musim hujan di DIY pada tahun ini mengalami kemuduran dua hingga tiga dasarian dari normalnya jika dibandingkan musim hujan selama 30 tahun sejak 1991 hingga 2020. Sementara itu, puncak musim hujan di DIY diprakirakan terjadi pada Februari 2024.
BACA JUGA: Sah, Menkominfo Keluarkan Instruksi untuk Memberantas Judi Online
Berdasarkan pengelompokan pola distribusi curah hujan, menurut dia, secara klimatologis wilayah DIY terdiri atas 8 zona musim (ZoM) yaitu daerah yang mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau.
Sedangkan, jumlah curah hujan pada musim hujan tahun 2023 di DIY, kata dia, diprakirakan berkisar antara 1.000-1.500 mm untuk lima ZoM, 1.500-200 mm sebanyak dua ZoM, dan antara 2.000- 2.500 mm sebanyak satu ZoM.
Menurut dia, musim hujan 2023/2024 di wilayah DIY diprakirakan berakhir mulai April 2024 hingga Mei 2024. Sebelumnya, BMKG menyampaikan peringatan dini bahwa 21 Kapanewon di DIY masih statusnya awas mengalami kekeringan meteorologis.
Wilayah yang berstatus awas kekeringan di antaranya Kapanewon Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu, dan Sewon di Kabupaten Bantul.
Kapanewon Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Playen, Ponjong, dan Wonosari di Kabupaten Gunungkidul serta Kapanewon Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, dan Sleman di Kabupaten Sleman juga berstatus awas kekeringan.
"Wilayah yang berstatus awas tersebut mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari dengan prakiraan curah hujan rendah di bawah 20 mm per dasarian," kata Reni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Prabowo dan Pangeran MBS Serukan Global Lakukan Aksi Nyata untuk Perdamaian Dunia
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Jasamarga Pastikan Telah Mengantongi Sertifikat Laik Operasi
- Lowongan Kerja PMI DIY: Ini Formasi dan Syarat Pendaftarannya
- Kemarau Basah Bikin Jasa Pengiriman Air di Gunungkidul Sepi Orderan
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Masih Gratis, PT JMJ Tunggu Keputusan Menteri PU Soal Tarif
Advertisement
Advertisement