Advertisement
Dongkrak Produksi Pertanian, DPP Kulonprogo Datangkan Drone Pertanian
Pertanian / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulonprogo baru saja mendatangkan drone pertanian. Drone tersebut dapat membawa air sampai 10 liter. Nantinya drone senilai sekitar Rp180 juta tersebut akan digunakan untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan pemupukan.
Kepala Bidang Perkebunan DPP Kulonprogo, Heni Hernawati, mengatakan pengadaan drone tersebut merupakan pertama kalinya di Kulonprogo. Anggaran yang dipakai berasal dari Dana Keistimewaan (Danais).
Advertisement
Baca Juga: Hanya Punya 52 Hektar Pertanian, Ini yang Dilakukan Warga Kota Jogja..
“Alatnya kan baru dan asetnya jadi milik Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo. Nanti kami akan buat pengelolaan, perawatan, dan prosedur pemakaian,” kata Heni dihubungi, Selasa (19/9/2023).
Heni menerangkan drone tersebut dapat dipinjam kelompok tani masyarakat melalui kelompok pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT). Selain sebagai pengendalian OPT, drone dapat digunakan untuk pemupukan.
“Drone kan bisa digunakan untuk nyemprot sampai sepuluh liter. Sepuluh liter itu perkiraannya habis dalam waktu lima belas menit. Dosis normal bisa dipakai untuk sepuluh hektar lahan,” katanya.
Baca Juga: Ditemukan Jalan Tak Layak, Infrastruktur Pertanian di Kulonprogo Perlu Ditingkatkan
Lebih jauh, Heni menjelaskan pada 2021, Kulonprogo mendapat serangan OPT kutu putih pada tanaman kelapa. Akhirnya DPP menyewa drone untuk mengendalikan OPT pada lahan seluas sekitar satu hektar dengan harga Rp250.000.
“Dari pengalaman itu kami ajukan menggunakan Danais dan akhirnya turun. Drone sudah kami uji coba ke tanaman jagung dengan biosaka dan efektif. Nantinya memang untuk komoditas pertanian,” ucapnya.
Penggunaan drone dalam pertanian tersebut menjadi langkah dalam menuju pertanian modern atau smart agriculture. Heni juga mengatakan DPP telah memberikan pelatihan kepada beberapa calon operator drone.
"Pelatihan dilakukan untuk memberikan bekal bagi calon operator, selain itu juga untuk mengenalkan kepada petugas dan masyarakat tentang penggunaan teknologi modern untuk pengendalian OPT dan pemupukan [terutama pupuk cair]. Dengan begitu pengendalian OPT dan pemupukan dapat lebih cepat dan efisien yaitu dalam satu hektar hamparan pertanian dapat diselesaikan dalam waktu lima belas menit," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pantai Parangtritis Menjadi Lokasi Edukasi Selancar bagi Pemula
- Kraton Jogja Dorong Konservator Masa Depan lewat Pawiyatan Konservasi
- Fasilitas Kesehatan Terdampak Bencana Mulai Pulih Bertahap
- Canter Bus Bisa Jadi Andalan Angkutan Wisata Jogja-Solo
- UPN Beri Penghargaan untuk Suryo, Dinilai Ciptakan Lapangan Kerja
Advertisement
Advertisement





