Advertisement
Ikatan Profesi Optometris Ungkap 400 dari 1.000 Anak Alami Gangguan Mata, Pemerintah Perlu Siapkan Pencegahan
Pemecahan rekor Muri dengan memberikan donasi 50.000 kacamata yang digelar oleh Ikatan Profesi Optometris Indonesia di Hotel Tentrem Jogja, Jumat (22/9/2023). - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ikatan Profesi Optometris Indonesia (Iropin) mengungkap adanya peningkatan jumlah gangguan kelainan pada mata di Indonesia. Organisasi ini melakukan skrining dari 1.000 anak yang diperiksa didapati 350 hingga 400 mengalami kelainan refraksi. Oleh karena itu pemerintah didorong untuk memiliki kebijakan terkait pencegahan.
Sekadar untuk diketahui optometris merupakan seorang profesional berlisensi yang secara khusus memiliki keahlian pemeriksaan mata, mengoreksi jika ada kelainan refraksi pada mata dan memberikan alat bantu penglihatan. Berdasarkan data DPP Iropin, profesi ini tergolong langka karena di Indonesia jumlahnya hanya 6.543 orang.
Advertisement
BACA JUGA : Waspada! Diabetes Bisa Jadi Pemicu Utama Kebutaan, Ini Cara Mencegahnya
Iropin menggelar pertemuan tingkat nasional sekaligus pemecahan rekor Muri dengan memberikan donasi 50.000 kacamata yang digelar di Hotel Tentrem Jogja, Jumat (22/9/2023). Pemecahan Rekor Muri ini didukung oleh Onesight EssilorLuxottica Foundation yang dihadiri oleh Director, Sustainable Programming for Indonesia Rio Reinaldo Siagian dan Peter Tan selaku Country Manager EssilorLuxottica Indonesia.
Ketua Umum Iropin Nova Joko Pamungkas mengungkap adanya tren peningkatan penyakit gangguan penglihatan pada anak, terutama pada dua tahun terakhir. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh pandemi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh sehingga banyak anak menggunakan gadget.
“Gangguan kelainan refraksi ini terjadi peningkatan, memang kalau data nasional secara khusus belum ada pembaruan, terakhir Riskesdas 2012 dengan prevalensi 24,7 persen. Tetapi terkini kami di 2023 melakukan pengumpulan data secara mandiri dan menemukan perkiraan ada 35 persen hingga 40 persen anak usia sekolah mengalami gangguan refraksi,” katanya, Jumat.
Ia mengatakan skrining dan pengumpulan data tersebut sekaligus melakukan program pemecahan rekor Muri memberikan 50.000 kaca mata kepada masyarakat terutama usia anak. Adapun data 35 persen hingga 40 persen itu dihasilkan dari skrining dari 1.000 anak tercatat ada 350 hingga 400 anak yang mengalami gangguan refraksi dan membutuhkan kacamata.
Selama ini banyak orangtua yang menganggap anaknya baik-baik saja soal penglihatan. Namun setelah dilakukan skrining ternyata mengalami gangguan. Kelainan itu terlihat normal karena gangguan pada salah satu mata masih tertutupi dengan satunya lagi yang masih normal.
BACA JUGA : Ratusan Pasien Keluarga Pra Sejahtera Difasilitasi Tindakan Operasi Mata
“Tetapi begitu diperiksa, satu per satu mata ternyata banyak yang ditemukan kelainan refraksi. Memang anak terlihat normal-normal saja dan banyak orangtua yang tidak menyadari hal ini,” ujarnya.
Sekretaris Iropin Kastam mengatakan data tersebut saat ini akan dilengkapi dan selanjutnya diserahkan ke Pusdatin Kemenkes sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Ia berharap ke depan ada kebijakan lebih lanjut terkait gangguan refraksi pada anak. Karena dengan mata yang sehat tentu akan memberikan dampak positif bagi pembangunan manusia ke depan.
“Perlu ada kebijakan dalam hal penanggulangan penglihatan ini, entah dalam skema apa pun, dari jaminan kesehatan misalnya. Kebijakan optikal sebagai jejaring horisontal, ini kebijakan bisa menekan gangguan penglihatan karena kebutaan yang diakibatkan kelainan refraksi. Jika optikal sebagai jejaring horisontal bisa menekan biaya akan merugi karena dengan satu orang yang dia kelainan refrakasi akan menghambat yang lain,” katanya.
Adapun terkait penyaluran 50.000 kacamata tersebut hingga saat ini sudah tersalurkan sebanyak 17.000 orang dengan menyasar anak usia sekolah. Country Manager EssilorLuxottica Indonesia Peter Tan mendukung program donasi kacamata tersebut. “Kami berharap bisa mendukung dan membantu anak-anak untuk mendapatkan penglihatan lebih baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rencana Disneyland di Thailand Dikaji, Pariwisata Keluarga Disasar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




