Advertisement
DLH Kulonprogo Salurkan Bantuan Fasilitas untuk Bank Sampah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo memberikan bantuan berupa motor roda tiga, mesin pencacah, timbangan, dan tempat sampah pilah untuk 12 bank sampah. Bantuan bersumber Dana Keistimewaan tersebut menjadi wujud dukungan terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan di Bumi Binangun.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Sumarsana, mengatakan bantaun itu diberikan kepada bank sampah yang menjadi sasaran di kegiatan gropyok sampah tahun 2022/2023. Rincian bantuan tersebut berupa lima unit motor roda tiga, dua mesin pencacah, sembilan timbangan digital, dan 54 unit tempat sampah pilah.
Advertisement
BACA JUGA : Sejumlah Depo di Jogja Penuh, 40 Ton Sampah Tidak Terkelola
“Harapan kami mereka dapat meningkatkan kinerja seperti mengawali sampah tuntas tingkat desa. Mulai dari sampah anorganik dulu yang penting tidak terbuang di alam dan sampai TPA Banyuroto,” kata Sumarsana ditemui di kantornya, Rabu (27/9/2023).
Bantuan tersebut bersumber dari dana keistimewaan melalui sub kebudayaan. Menurutnya penanganan sampah erat kaitand engan budaya bersih lingkungan hidup atau budaya mengelola sampah di tingkat rumah tangga. Dia menerangkan melalui budaya tersebut diharapkan dapat menumbuhkan bank sampah dan TPS3R.
Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kulonprogo, Tristijanti, mengatakan dana keistimewaan yang digunakan untuk pengadaan bantuan sarana prasarana kepada bank sampah tersebut mencapai Rp1 miliar.
“Tetapi juga kami gunakan untuk kegiatan sosialisasi dan kegiatan gropyok sampah,” kata Tristijanti.
Saat ini DLH telah menyusun rencana untuk mengakses Danais yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan kapasitas bank sampah dan TPS3R. Dengan demikian kegiatan gropyok sampah sudah tidak dilakukan karena telah ditukar dengan pengembangan tersebut.
“Kami ingin fokus dari hulu ke hilir. Kebijakan Pemkab Kulonprogo selama ini kan sampah selesai di tingkat desa. Artinya dari timbulan pertama di rumah tangga. Masyarakat kami berikan pemahaman bahwa sampah tanggung jawab kita semua. Harapannya sampah yang sampai di TPA Banyuroto hanya residu,” katanya.
Membentuk kesadaran mengenai tanggung jawab pengelolaan sampah pribadi memang tidak mudah. Perlu waktu dan komitmen dari diri sendiri. Oleh sebab itu, DLH telah memulai roadshow ke tiap kapanewon sejak tahun 2020 guna mengajak dan memahamkan masyarakat mengenai sampah dan permasalahannya.
“Kami sudah melihat [memprediksi] bahwa Yogyakarta suatu saat pasti akan penuh [sampah]. Itu bisa diperkirakan tanpa melihat angka. Kalau masyarakat masih memiliki kebiasaan sekadar mengumpulkan sampah dan membuang atau belum mengelola sampahnya, ya lama-lama akan penuh. TPA Banyuroto pun juga akan penuh,” ucapnya.
Sampah yang diproduksi di Kulonprogo dan dikirim di TPA Banyuroto per hari mencapai sekitar 32 ton. Sampah tersebut utamanya berasal dari masyarakat perkotaan dan pasar, belum menghitung sampah yang ada di kawasan perdesaan. Pasalnya masyarakat perdesaan masih memiliki lahan untuk membuat jugangan.
“Jugangan kan jadi bagian dari upaya pengurangan sampah juga. Idealnya sampah yang dibuang ke TPA Banyuroto ya residu. Kalau semua dibuang, landfill zona dua juga akan cepat penuh,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Rekrutmen Pendamping Desa, Mendes PDT: Tak Boleh Terlibat Parpol
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Pemohon PBG Mengalami Kendala, Pemkot Jogja Lakukan Pendampingan
- Mengenang Hamzah, Figur Sederhana yang Memanusiakan Manusia
- Cuaca Mayoritas di Wilayah DIY Hujan Ringan Siang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 25 April 2025, Peredaran Uang Palsu di Jogja hingga SPMB 2025
- Puluhan Pasangan di Gunungkidul Jalani Sidang Isbat Pernikahan
Advertisement
Advertisement