Advertisement
Sumbu Filosofi Mengajak Publik Memperindah Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang ada dalam Sumbu Filosofi misalnya, dapat dimaknai mengajak masyarakat untuk dapat memperindah dunia, bukan merusaknya.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Daud Aris Tanudirjo menyampaikan DIY memiliki kekhasan dengan perpaduan cagar budaya yang intangible dan tangible yang dikemas dalam Sumbu Filosofi.
Advertisement
“Itu yang kita coba mengapa ini [Sumbu Filosofi] tidak dilestarikan dan diwariskan? Sumbu itu mempunyai pesan kesan, tidak hanya dulu tetapi juga sekarang. Itu [makna filosofi Sumbu Filosofi] banyak dipakai oleh dunia saat ini [yaitu] sustainable,” katanya dalam pembukaan Pameran Arsip 2023 bertajuk Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di Gedung Depo Arsip DPAP DIY, Selasa (24/10/2023).
Daud memaparkan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang ada dalam Sumbu Filosofi misalnya, dalam filosofi tersebut dapat dimaknai mengajak masyarakat untuk dapat memperindah dunia, bukan merusaknya.
Menurut Daud nilai yang terkandung dalam Sumbu Filosofi tersebut perlu untuk diwariskan pada generasi mendatang, karena itu proses penominasian Sumbu FIlosofi sebagai warisan budaya dunia dilakukan sejak tahun 2014. Kemudian September 2023, Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.
“Oleh karena itu [keinginan mewariskan filosofi dalam Sumbu Filosofi ke generasi berikutnya] mulai muncul gagasan bagaimana itu dinominasikan. Kita pertama [ingin] melestarikan untuk generasi berikutnya, bahwa nanti ada sisi yang lain, menarik orang dari sisi pariwisata itu berikutnya. Yang ingin kita wariskan konsepnya, kebudayaannya, filosofinya. Sehingga kita mengajukan ke dunia [UNESCO],” katanya.
Baca Juga:
Empat Hari, Peserta Pelatihan Menulis DPAD DIY Terbitkan Sebuah Buku
DPAD DIY Gelar Raker Center of Excellent Budaya Jawa
DPAD DIY Bedah Buku Soal Tips Mengelola Keuangan Keluarga
Sementara Tim Ahli Cagar Budaya DIY, Yuwono Sri Suwito menyampaikan Sumbu Filosofi memiliki makna mikrokosmos dan makrokosmos yang dinilai penting untuk dapat dimaknai. Dia pun menyampaikan arsitektur dalam Kraton Jogja yang berada di antara Gunung Merapi dan Laut Selatan dinilai memiliki nilai filosofi yang karena dirancang sendiri oleh Sultan HB I.
“Arsiteknya Kraton Jogja itu Mangkubumi, arsiteknya Kraton Solo juga Mangkubumi. Saat di mengarsiteksi Kraton Solo, itu ada campur tangan kakaknya dan Patih Pringgoloyo. Kemudian pada saat dia menjadi Sultan HB I, dia mengarsiteki keratonnya sendiri," katanya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polri Klaim Selesaikan 3.326 Kasus Premanisme dalam Operasi Serentak
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pendaftar Sekolah Rakyat Sonosewu dan Purwomartani Tembus 700 Orang, Dinsos Gelar Verifikasi Lapangan
- Cak Imin Resmikan SPPG BUMDes Tridadi Sleman
- Warga Kasihan Jadi Korban Penipuan Modus Balik Nama Sertifikat
- Viral Video Kritik Layanan Uji Kir Bantul, Dishub Bantah dan Ungkap Fakta Lapangan
- Kenaikan Suhu Bumi Memperparah Kondisi Penderita Lupus
Advertisement