Advertisement

Klaten KLB Penyakit Polio, Dinas Kesehatan Sleman Tingkatkan Kewaspadaan

David Kurniawan
Kamis, 04 Januari 2024 - 17:27 WIB
Maya Herawati
Klaten KLB Penyakit Polio, Dinas Kesehatan Sleman Tingkatkan Kewaspadaan Ilustrasi. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan polio. Hal ini menyikapi ditetapkannya Klaten sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) polio. Sebelumnya satu kasus positif polio ditemukan di Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah.  

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan sudah mendengar adanya satu kasus positif polio di Manisrenggo, Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Pada awalnya, pasien ini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito.

Advertisement

“Pasien bukan berasal dari Sleman, tapi Manisrenggo, Klaten,” kata Cahya kepada wartawan, Kamis (5/1/2024).

Menurut dia, adanya kasus yang berbatasan dengan Sleman ini harus diwaspadai. Beberapa langkah sudah diambil, salah satunya membuka opsi pelaksanaan Out Break Immunization (ORI) atau imunisasi massal di wilayah yang berbatasan dengan Klaten. Program ini sudah dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan DIY serta Kementerian Kesehatan dan prosesnya masih dalam pengkajian dari tim ahli dari kementerian. “Kami sudah bersurat untuk melaksanakan ORI di wilayah perbatasan,” katanya.

Ia memastikan hingga sekarang belum ada temuan kasus polio di wilayah Sleman. Meski demikian, upaya pencegahan terus dilakukan dengan melaksanakan imunisasi yang digelar setiap tahun.

Malahan sambung Cahya, tingkat partisipasi di Sleman lebih dari 95%. Untuk Acucte Flacid Paralysis (AFP) rate juga lebih tinggi dari target nasional. Sesuai target dari Pemerintah Pusat hanya di kisaran 2/100.000 anak di bawah usia 15 tahun. “Untuk capaian di Sleman sudah 3/100.000 dalam dua tahun terakhir dan hasilnya selalu negatif,” katanya.

BACA JUGA: Tarif Retribusi Sampah ke TPA Piyungan Naik 3 Kali Lipat

Ia berharap kepada Masyarakat tidak panik terhadap potensi penyebaran polio. Secara kasus, Sleman sudah masuk eradikasi polio sejak 2007 lalu.

Di sisi lain, sambung Cahya, pelaksanaan imunisasi polio di Sleman sudah menggunakan suntik sejak 2014. Cara ini dinilai lebih efektif dibandingkan pelaksanaan imunisasi menggunakan tetes.

“Untuk pencegahan ikuti vaksinasi IVP sesuai dengan program agar terbentuk kekebalan terhadap polio. Yang tak kalah penting, terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat, serta pada saat ada anak yang mengalami lumpuh layu segera memeriksakan kef askes terdekat,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Sleman, Arif Kurniawan berharap kepada pemkab melalui dinas Kesehatan terus siaga dan wasapada terhadap potensi penyebaran penyakit polio. Keberadaan kasus di Manirenggo, Klaten yang berbatasan dengan wilayah Sleman harus dijadikan pembelajaran sehingga tidak kecolongan alias terdapat kasus di Bumi Sembada.

“Harus ada Tindakan nyata untuk mengantisipasinya karena teknologi Kesehatan sudah sangat maju sehingga persebaran polio bisa diantisipasi dengan baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengusaha Asing Lobi Luhut Supaya Batalkan Aturan Impor Baru

News
| Jum'at, 10 Mei 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja Versi Mahasiswa, Cek Tempatnya

Wisata
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement