Klaten KLB Penyakit Polio, Dinas Kesehatan Sleman Tingkatkan Kewaspadaan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan polio. Hal ini menyikapi ditetapkannya Klaten sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) polio. Sebelumnya satu kasus positif polio ditemukan di Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan sudah mendengar adanya satu kasus positif polio di Manisrenggo, Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Pada awalnya, pasien ini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito.
Advertisement
“Pasien bukan berasal dari Sleman, tapi Manisrenggo, Klaten,” kata Cahya kepada wartawan, Kamis (5/1/2024).
Menurut dia, adanya kasus yang berbatasan dengan Sleman ini harus diwaspadai. Beberapa langkah sudah diambil, salah satunya membuka opsi pelaksanaan Out Break Immunization (ORI) atau imunisasi massal di wilayah yang berbatasan dengan Klaten. Program ini sudah dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan DIY serta Kementerian Kesehatan dan prosesnya masih dalam pengkajian dari tim ahli dari kementerian. “Kami sudah bersurat untuk melaksanakan ORI di wilayah perbatasan,” katanya.
Ia memastikan hingga sekarang belum ada temuan kasus polio di wilayah Sleman. Meski demikian, upaya pencegahan terus dilakukan dengan melaksanakan imunisasi yang digelar setiap tahun.
Malahan sambung Cahya, tingkat partisipasi di Sleman lebih dari 95%. Untuk Acucte Flacid Paralysis (AFP) rate juga lebih tinggi dari target nasional. Sesuai target dari Pemerintah Pusat hanya di kisaran 2/100.000 anak di bawah usia 15 tahun. “Untuk capaian di Sleman sudah 3/100.000 dalam dua tahun terakhir dan hasilnya selalu negatif,” katanya.
BACA JUGA: Tarif Retribusi Sampah ke TPA Piyungan Naik 3 Kali Lipat
Ia berharap kepada Masyarakat tidak panik terhadap potensi penyebaran polio. Secara kasus, Sleman sudah masuk eradikasi polio sejak 2007 lalu.
Di sisi lain, sambung Cahya, pelaksanaan imunisasi polio di Sleman sudah menggunakan suntik sejak 2014. Cara ini dinilai lebih efektif dibandingkan pelaksanaan imunisasi menggunakan tetes.
“Untuk pencegahan ikuti vaksinasi IVP sesuai dengan program agar terbentuk kekebalan terhadap polio. Yang tak kalah penting, terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat, serta pada saat ada anak yang mengalami lumpuh layu segera memeriksakan kef askes terdekat,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Sleman, Arif Kurniawan berharap kepada pemkab melalui dinas Kesehatan terus siaga dan wasapada terhadap potensi penyebaran penyakit polio. Keberadaan kasus di Manirenggo, Klaten yang berbatasan dengan wilayah Sleman harus dijadikan pembelajaran sehingga tidak kecolongan alias terdapat kasus di Bumi Sembada.
“Harus ada Tindakan nyata untuk mengantisipasinya karena teknologi Kesehatan sudah sangat maju sehingga persebaran polio bisa diantisipasi dengan baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Senam Bersama dan Konser Musik Jadi Cara Heroe-Pena Gaet Suara Semua Kalangan
- Masa Tenang Pilkada 2024, Satpol PP Jogja Bidik 5.000 APK di Semua Wilayah
- InDrive Dorong Perubahan Sosial lewat Festival Film Alternativa
- Pelaku Praktik Politik Uang Bakal Ditindak Tegas Polres Kulonprogo, Ini Hukumannya
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
Advertisement
Advertisement