Pemkot jogja Optimalkan Lahan Sempit untuk Genjot Produksi Ikan Lele
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja terus mendorong pertumbuhan produksi ikan lele dari kelompok pembudidaya ikan di Kota Jogja. Dengan produksi yang semakin banyak maka tingkat konsumsi ikan pun diharapkan bisa meningkat.
Kabid Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Sri Pangganti, menjelaskan karena lahan yang terbatas, produksi ikan di Kota Jogja pun terhitung kecil. Pada 2023, dalam setahun Kota Jogja hanya memproduksi sebanyak 44 ton.
Advertisement
Jumlah ikan ini diproduksi oleh sebanyak 97 kelompok pembudidaya ikan, yang kebanyakan memproduksi ikan lele. “97 kelompok itu termasuk ada yang aktif, ada yang setengah aktif dan sebagainya,” ujarnya, Minggu (24/11/2024).
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja berupaya memberi dukungan kepada kelompok pembudidaya ikan dengan menyediakan bibit lele di Balai Benih Ikan Kota Jogja. “Program kita ke sana, penyediaan benih lele kita tingkatkan, bimtek budidaya lele juga kita laksanakan,” katanya.
Tidak seperti di kabupaten sekitar, produksi ikan lele di Kota Jogja memanfaatkan lahan sempit sehingga menggunakan media ember, drum hingga kolam terpal. “Di keloimpok yang halamannya luas mereka memakai terpal bundar berdiameter 3 meter,” paparnya.
BACA JUGA: Angka Konsumsi Ikan oleh Masyarakat Bantul Masih Rendah
Selain lele, beberapa kelompok pembudidaya juga memproduksi ikan lainnya seperti gurameh dan nila, meski jumlahnya sangat kecil. Hal ini dikarenakan budidaya nila memerlukan media dan cara perawatan yang lebih rumit dibanding lele.
“Karena ikan nila airnya harus yang mengalir. Kalau mereka tidak memakai kolam yang memang persyaratannya untuk itu agak susah. Kolamnya harus di tanah atau diameter tiga meter dengan air mengalir. Di ember jelas ga bisa,” ungkapnya.
Sedangkan untuk budidaya lele di media ember dan drum masih memungkinkan, asal perawatannya benar. Untuk itu Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja senantiasa menggelar bimtek dan pendampingan kepada kelompok pembudidaya.
“Harus dikelola dengan baik. Kalau yang didampingi penyuluh dari awal insyaalloh jalan. Selama dikelola dengan baik kualitasnya sama [dengan budidaya di kolam]. Airnya harus yang baik, kalau cuma merendam ikan tidak diapa-apakan pasti gampang kena penyakit,” kata dia.
Hasil produksi ikan dari kelompok pembudidaya ikan ini dimanfaatkan sesuai jumlah yang bisa diproduksi. “Kalau yang kecil-kecil untuk konsumsi mereka, kalau agak banyak dijual di dekat-dekat mereka. Tapi ada juga yang produksinya besar juga dijual ke pengepul, ada langganan,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku Praktik Politik Uang Bakal Ditindak Tegas Polres Kulonprogo, Ini Hukumannya
- 3 Alasan Relawan Bolone Mase Mendukung Penuh Kustini - Sukamto di Pilkada Sleman
- KPU Bantul Petakan TPS Rawan Bencana Hidrometeorologi, Ini Lokasinya
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
Advertisement
Advertisement