Advertisement
Ini Upaya Pemkot Jogja untuk Siap Desentralisasi Pengolahan Sampah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja dipastikan siap melaksanakan desentralisasi pengolahan sampah. Ini sejalan dengan mandat Pemda DIY bagi masing-masing kabupaten kota untuk bisa mengelola sampah secara mandiri. Terakhir, Pemkot Jogja diberi lahan dari Pemda DIY untuk dipakai dengan status pinjam pakai. Lokasinya ada di TPA Piyungan.
Kabid Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Ahmad Haryoko menuturkan izin penggunaan lahan telah dia terima dari Pemda DIY beberapa hari lalu.
Advertisement
Nantinya, di lahan seluas 2.600 meter persegi itu akan dilakukan sebagai lokasi proses pengolahan sampah. Tepatnya menggunakan dua modul pengolahan sampah. Hasilnya, berupa Refuse Derived Fuel (RDF). "RDF ini pengganti bahan bakar batu bara untuk dipakai membuat semen," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Jogja, Jumat (5/1/2024).
Haryoko menuturkan masing-masing modul pengolahan sampah itu diharapkan mampu mengolah sebanyak 20 ton sampah dalam sehari. Atau total 40 ton sampah untuk dua modul. Jika nantinya memungkinkan untik dibuat dia shift, maka diperkirakan 80 ton sampah dalam satu hari bisa diolah di sana.
Namun, Haryoko mengatakan lokasi ini masih perlu dilakukan sejumlah perbaikan. Misalnya, perlu adanya pemasangan talud. Lantaran ada sisa sampah yang menggunung setinggi 8 meter. Jika didiamkan, justru akan membahayakan. Selain itu, nantinya juga akan dilakukan pembangunan hanggar. "Proses pembangunan di Dinas PUPKP untuk membangun hanggar dan talud," imbuhnya.
BACA JUGA: Tarif Retribusi Sampah ke TPA Piyungan Naik 3 Kali Lipat
Senada dengan Haryoko, Penjabat Wali Kota Jogja Singgih Raharjo juga memastikan pihaknya siap melakukan desentralisasi pengolahan sampah. Selain memanfaatkan lahan pinjam pakai dari Pemprov DIY di TPA Piyungan, dia menyebut TPS 3R Nitikan telah beroperasi secara maksimal. Kapasitasnya juga telah meningkat menjadi 30 ton per hari. "Sekarang ini ada penambahan daya dari PLN, sehingga semua menggunakan listrik, tidak mengganggu suara bisingnya. Nanti bisa kita naikkan sampai kapasitas di 40 ton," ungkapnya.
Selain optimalisasi pengolahan sampah di hilir, Singgih mengatakan pengolahan sampah di tingkat hulu masih terus dikawal. Salah satunya adalah program Mengolah Sampah dan Limbah dengan Biopori ala Jogja (Mbah Dirjo). Hingga saat ini tercatat telah ada 29.843 titik Mbah Dirjo. Terbagi menjadi beberapa jenis. Mulai dari biopori reguler, jumbo, darurat, hingga metode lainnya seperti pemanfaatan losida dan maggot.
"Kita bisa menurunkan sampah 51 ton. Ini progres yang kita lakukan dan kita kawal sehingga bisa mandiri pengolahan sampah," ungkap Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Keluarga Minta Jenazah Juliana Marins Diotopsi Agar Tahu Kapan Kematiannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kegiatan Tirakatan Digelar di Malam 1 Suro di Gunungkidul, Ini Lokasinya
- Wisatawan Jangan Lupa Mampir ke Pasar Beringharjo Jogja, Ada Batik hingga Lupis Cenil
- Peresmian Jembatan Pandansimo Dikabarkan 20 Juli 2025, Ini Kata Satker PJN DIY
- Mubeng Beteng Kraton Jogja Malam 1 Suro Digelar Kamis 26 Juni 2025 Malam, Ini Waktu Acara hingga Syaratnya
- Penambang Pasir di Sungai Progo Minta Diperbolehkan Kembali Beroperasi
Advertisement
Advertisement