Advertisement

Erupsi Merapi: Awan Panas dan Guguran Lava Ubah Morfologi Kubah Barat Daya

Catur Dwi Janati
Sabtu, 13 Januari 2024 - 22:17 WIB
Sunartono
Erupsi Merapi: Awan Panas dan Guguran Lava Ubah Morfologi Kubah Barat Daya Erupsi Gunung Merapi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sejumlah aktivitas vulkanik terpantau masih terjadi di Gunung Merapi selama sepekan. Aktivitas awan panas dan guguran lava bahkan mengubah morfologi kubah barat daya pekan ini.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengungkapkan selama sepekan yakni 5-11Januari 2024 setidaknya terjadi empat kali awan panas guguran di Gunung Merapi. Satu kali awan panas guguran mengarah ke Kali Boyong dengan jarak luncur satu kilometer dan tiga lainnya mengarah ke barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1,5 kilometer.

Advertisement

BACA JUGA : Terjadi Hujan dan Awan Panas Guguran di Puncak Merapi, Masyarakat Diimbau Jauhi Daerah Bahaya

Tak hanya itu, selama sepekan Gunung Merapi juga tercatat mengalami 189 kali guguran lava ke arah selatan, barat dan barat daya. "Delapan kali [guguran lava] mengarah ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1,5 kilometer. Lalu 178 kali mengarah ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1,8 komputer dan tiga kali ke arah hulu Kali Sat/Putih sejauh 1,5 kilometer," jelas Agus dikonfirmasi pada Sabtu (13/1/2024).

Suara guguran juga sempat terdengar 10 kali dari Pos Babadan. Intensitasnya beragam, dari kecil hingga sedang. Aktivitas awan panas dan guguran lava ini turut mengubah morfologi kubah lava barat daya.

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas awan panas guguran dan guguran lava. Titik panas tertinggi mencapai 338 derajat selsius lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya," lanjutnya.

Sementara kubah lava tengah tidak teramati adanya perubahan signifikan kata Agus. Namun pengambilan foto udara pada kubah tengah tidak bisa maksimal lantaran terhalang asap.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2,6 juta meter kubik dan kubah tengah sebesar 2,3 juta meter kubik," tandasnya.

Selain itu, pekan lalu hujan juga terjadi di area puncak. Agus mengungkapkan intensitas curah hujan di Gunung Merapi berkisar 82 mm/jam selama 95 menit pada Jumat (5/1/2024). Dia juga melaporkan bila ada penambahan aliran di Kali Boyong.

Merujuk berbagai aktivitas vulkanik yang ada, status Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat Siaga. "Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif," tegasnya.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tengah potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan  Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer. "Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," katanya.

Mengingat potensi bahaya dibatas, masyarakat tegas Agus agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. "Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujarnya.

Senada dengan Agus, sebelumnya Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro juga mengimbau masyarakat yang berada di lereng Gunung Merapi untuk tetap waspada pada zona bahaya. Apalagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai.

BACA JUGA : Status Masih Siaga, Puluhan Kali Guguran Lava Masih Terjadi di Gunung Merapi

"Teman-teman Jip, penambang dan juga masyarakat yang mungkin mencari rumput di kanan kiri lereng Merapi di sungai hati-hati pada banjir lahar. Di bawah mungkin enggak hujan tapi di atas [Merapi] mungkin hujan deras," ungkapnya.

Potensi hujan yang cukup tinggi di area puncak Gunung Merapi dikhawatirkan Bambang juga dapat mengikis kubah lava. Ketika kubah lava ambrol juga bisa menimbulkan bahaya seperti awan panas guguran.

"Kalau ambrol kan ada awan panas guguran nanti luncuran ke sungai, ke Krasak, Boyong dan lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Digugat Praperadilan di PN Jaksel Oleh Sekjen DPR Indra Iskandar, Ini Kasusnya

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Punya Kedalaman 116 Meter, Hongyancun Jadi Stasiun Kereta Bawah Tanah Terdalam di Dunia

Wisata
| Jum'at, 17 Mei 2024, 12:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement