Advertisement
Kasus DBD di Kulonprogo Melonjak, Paling Banyak di Galur
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO--Lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi sebulan terakhir di Bumi Binangun. Awal Februari lalu tercatat hanya 17 kasus, lalu akhir Februari ini sudah ada 34 kasus DBD.
Peningkatan kasus DBD di Kulonprogo sebulan kemarin diduga karena musim penghujan yang memungkinankan perkembangan nyamuk dengue lebih banyak. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo menyebut Kapanewon Galur jadi yang paling banyak menyumbang kasus DBD sebanyak lima orang.
Advertisement
Tak hanya kasus DBD yang melonjak, Data Dinkes Kulonprogo juga mencatat peningkatan kasus dengue fever (DF) atau demam akibat virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Perbedaan DBD dan DF adalah level keparahan korban, dimana DBD minimal tertular lebih dari dua virus dengue sedangkan DF hanya satu virus saja.
Kasus demam dengue atau DF ini per akhir Februari lalu sudah tercatat dialami 134 orang. Sedangkan saat awal Februari lalu hanya 70 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo, Arief Musthofa menyebut meskipun kasus DBD melonjak belum ada korban jiwa akibat penyakit itu. "Belum ada kematian akibat DBD, tidak kami harapkan juga, karena sejauh ini seluruh puskesmas kami sudah memiliki alat pendeteksi DBD jika terkonfirmasi akan mendapat perawatan yang tepat," jelasnya, Rabu (6/3/3034).
Perawatan yang tepat terhadap pasien DBD, jelas Arief, sudah dilakukan di seluruh puskesmas di Kulonprogo. "Sehingga misal terkena DBD, masyarakat tak perlu khawatir, segera periksa ke puskesmas terdekat," katanya.
BACA JUGA: Baru Awal Tahun, Ada 17 Kasus DBD di Kulonprogo
Arief menjelaskan pihaknya juga rutin melakukan kajian untuk menurunkan kasus DBD di wilayahnya. Kajian itu untuk menentukan upaya lanjutan seperti fogging atau pengasapan untuk mencegah kasus bertambah. "Seperti di Glaur itu kami lakukan kajian lalu kami fogging agar kasus dapat diturunkan," terangnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi Utami menerangkan agar upaya penurunan kasus DBD optimal perlu peran serta masyarakat luas. "Pola hidup bersih dan sehat terus kami dorong dengan kader-kader kesehatan yang ada," ujarnya.
Partisipasi masyarakat untuk menurunkan DBD, lanjut Sri Budi, dapat dilakukan dengan hal sederhana. "Seperti mengurangi dan mengeliminasi genangan-genangan di sekitar rumah yang biasanya jadi tempat berkembang biak nyamuk, ini harus terus digencarkan apalagi musim hujan yang tak menentu seperti sekarang ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Keren! Siswa SMKN 8 Solo Tampilkan Flashmob Tari Jaranan Rayakan Kelulusan
- Dicetak di Klaten, Kemendikbud Salurkan 4,6 Juta Buku Gerakan Literasi Nasional
- Pabrik di Purwakarta Tutup, Toko Sepatu Bata di Solo Masih Berjalan Normal
- Berusia 123 Tahun, Pegadaian Luncurkan Buku “Van Leening When History Begins”
Berita Pilihan
Advertisement
Muhadjir Sebut Jokowi Perintahkan Para Menteri untuk Bangun Rest Area Lebih Banyak
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Manfaatkan Sampah Rumah Tangga, Kelurahan Cokrodiningratan Latih Warga Bikin Kompos dengan Biopori
- DBD Mulai Merajalela di DIY, Ini Dia Strategi Dinkes
- Pemda Ajak Kadin DIY Menekan Kemiskinan Ekstrem
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA, Biaya Hanya Rp20.000
- Berikut Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo Selama Mei 2024
Advertisement
Advertisement