Advertisement
Dinas Pariwisata Sleman Tidak Ngoyo Bikin Desa Wisata di Setiap Kalurahan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pariwisata Sleman menilai keberadaan desa wisata akan memperkaya pilihan wisata di Bumi Sembada. Meski demikian, didalam praktikanya tidak akan ngoyo dalam membentuk desa wisata di seluruh kalurahan di Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Pariwasata Sleman, Ishadi Zayid mengatakan, sudah ada 80 desa wisata. Hal ini berarti belum semua kalurahan di Sleman memiliki desa wisata.
Advertisement
Menurut dia, konsep desa wisata di Sleman berbeda dengan di Kabupaten Gunungkidul yang memfokuskan satu desa wisata di satu kalurahan. Namun demikian, di Sleman pengembangan lebih menitikan di tingkat padukuhan sehingga di satu kalurahan bisa memiliki tiga hingga empat desa wisata.
“Jadi memang belum semua kalurahan di Sleman memiliki desa wisata,” katanya, Selasa (12/3/2024).
Ishadi menjelaskan, dari 80 desa wisata yang ada, sebanyak 12 desa wisata berstatus mandiri. Adapun sisanya 27 desa berstatus maju, 18 desa wisata berkembang dan 33 desa wisata masih berstatus rintisan.
Menurut dia, pengembangan desa wisata di Sleman sangat prospektif. Keberadaannya bisa menambah alternatif pilihan wisata bagi pengunjung di Kabupaten Sleman.
Di sisi lain, pengembangannya juga dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga sekitar. Hal ini dikarenakan dengan adanya kunjungan maka upaya pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan.
“Desa wisata saat ini sudah berkembang karena dalam sebulan rata-rata sudah dikunjungi 1.000 orang. Tentunya ini bisa menggerakan roda perekonomian warga sekitar, apalagi model kunjungan juga banyak yang live in,” katanya.
Meski memiliki prospektif yang bagus, namun Ishadi menyatakan tidak akan ngoyo membentuk desa wisata di seluruh kalurahan. Secara ketentuan bisa membuat peraturan yang memerintahkan kalurahan membentuknya.
Hanya saja, ia mengakui cara ini dinilai tidak akan efektif. Pasalnya, pembentukan dan pengembangan desa wisata dibutuhkan modal sosial berupa komitmen warganya.
“Kalau pemkab yang membentuk, maka bisa terbentuk di seluruh kalurahan. Tapi, untuk eksistensinya masih dipertanyakan. Hal berbeda kalau pembentukan berdasarkar atas kesadaran warga, maka hasilnya akan baik karena ada rasa memiliki sehingga upaya pengembangan dapat dijalankan secara massif,” katanya.
Oleh karenanya, Ishadi memastikan akan memberikan akomodasi dan pendampingan untuk pengembangan desa wisata. Namun, pembentukan diserahkan sepenuhnya ke Masyarakat.
“Kalau potensinya sudah diidentifikasi dan warga siap membentuknya, maka kami akan memberikan fasilitas,” katanya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo terus mendorong pengembangan desa wisata. Adapun pelaksanaannya, tidak hanya bergantung pada pemkab, namun juga ada upaya menggandeng pihak ketiga.
Salah satunya, Kustini mengajak Indonesia Marketing Association (IMA) Sleman berpartisipasi meningkatkan perekonomian dengan pengembangan desa wisata. “Pengembangan desa wisata dapat mengangkat setiap potensi yang dimiliki sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh Masyarakat sekitar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan Samsat Keliling di Jogja Senin 29 April 2024
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Senin 29 April 2024: Cerah Berawan!
- Top 7 News Harianjogja.com Senin 29 April 2024: Pembebasan Tol Jogja-YIA hingga Pacuan Kuda
- Peringatan BMKG: Waspada! Gelombang Tinggi di Samudra Hindia sampai Selat Sunda
- Jadi Alternatif Transportasi Keliling Tempat Wisata, Ini Jalur Lengkap Trans Jogja
Advertisement
Advertisement