Harianjogja.com, SLEMAN—Skenario penarikan kendaraan secara manual dari lampu APILL beberapa kali dilakukan oleh kepolisian untuk mengurai kemacetan di area Prambanan. Skema dua kali lampu hijau untuk titik yang mengalami kemacetan terbilang mampu mengatasi kepadatan yang terjadi beberapa hari pascaLebaran.
Kepala Pos Pengamanan Prambanan, AKP Sugiran mengungkapkan pada momen arus mudik, volume kendaraan terhitung mulai ramai pada Kamis (11/4/2024) atau pada hari kedua Lebaran. Namun setelahnya, volume kendaraan di area Prambanan terus menunjukkan kepadatan hingga Minggu (14/4/2024).
Bahkan di hari keempat lebaran, kepadatan kendaraan terjadi dua arah dari arah Klaten menuju Jogja maupun dari arah Jogja menuju Klaten. "Paling ramai itu kemarin. Dari arah timur ke barat, barat ke timur itu ramai," ungkpanya pada Minggh (14/4/2024).
Meski beberapa kali terjadi kemacetan, skema penarikan kendaraan dari APILL secara manual terbukti ampuh mengatasi kemacetan di area perbatasan DIY dan Jawa Tengah tersebut. Saat panjang antrean kendaraan telah mencapai titik tertentu, maka kendaraan akan diminta terus berjalan tanpa menghiraukan APILL dengan mengikuti instruksi petugas kepolisian.
"Kam rekayasa penarikan-penarikan dengan skema 2-1," jelasnya.
Baca Juga
Jalur Prambanan Rawan Macet, Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polresta Sleman
Kendaraan Mengular di Perbatasan DIY Jateng, Polda Lakukan Flashing
40.000 Lebih Kendaraan Keluar DIY lewat Prambanan
Skema 2-1 ini merujuk pada dua kali lampu hijau satu kali lampu merah. Artinya kendaraan akan terus diminta berjalan dari mulai lampu hijau pertama, saat lampu menujukan warna merah kendaraan masih diminta untuk berjalan hingga lampu kembali hijau. Seusai lampu hijau kedua habis dan berubah kembali menjadi merah, baru lah kendaraan disetop. Selanjutnya kendaraan dari arah lain yang diberikan kesempatan berjalan.
"Jadi istilahnya gini, lampunya dari hijau sampai ke hijau kembali, nanti merah baru dihentikan," imbuhnya.
Penerapan skema ini diberlakukan secara situasional melihat panjang ekor kemacetan. "Betul jadi situasional, kalau memang panjang kami tarik," imbuhnya
"Misal oh ekornya sudah sampai Proliman Kalasan baru kita tarik. Situasional, pokoknya begitu panjang kami tarik," lanjutnya.
Dari pantauan Sugiran pada Minggu (14/4/2024) siang, volume kendaraan terpantau masih tinggi di area Prambanan. Hanya saja kepadatan kendaraan yang melintas terhitung masih aman dan belum mengharuskan dilakukan penarikan kendaraan.
Di sisi lain, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Sleman, Marjanto menjelaskan bagaimana pengaruh pengoperasian jalur Tol Jogja-Solo dengan volume kendaraan di area Prambanan. Menurutnya dibukanya Tol Jogja-Solo secara fungsional berpengaruh pada volume kendaraan di Prambanan sebagai pintu perbatasan antara wilayah Jawa Tengah dan DIY.
"Saya lihat antreannya terjadi di simpang-simpang itu, di APILL tetapi terkendali. Artinya dengan kanalisasi dengan water barrier itu memperlancar arus jalan utama," ujarnya.
Selain itu penarikan kendaraan yang diterapkan saat kemacetan terjadi juga terbilang berhasil mengurai kemacetan di Prambanan. Marjanto mengungkapkan kepolisian beberapa kali melakukan penarikan lalu lintas kendaraan yang masuk ke arah Jogja lewat Prambanan. Ketika lalu lintas telah terurai, kendaraan akan kembali berpatokan pada APILL untuk melanjutkan perjalanan atau berhenti.
"Ketika titik-titik panjang antrean itu terjadi ada pengaturan langsung dilepas jadi mengabaikan perintah dari lampu APILL," imbuhnya.