Advertisement
Pasien Cuci Darah Peserta JKN Dimudahkan Dengan Adanya Finger Print
Advertisement
JOGJA—Menginjak satu dekade implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan senantiasa berinovasi untuk memberi kemudahan bagi peserta JKN. Salah satu inovasi yang dikembangkan yaitu simplifikasi Hemodialisis (HD) melalui penggunaan sidik jari atau finger print pasien HD.
Simplifikasi secara administrasi juga diharapkan dapat memudahkan bagi fasilitas kesehatan dalam peningkatan kecepatan pemberian layanan kepada peserta. Pengunaan rekam sidik jari berupaya untuk memangkas antrian sehingga pelayanan lebih praktis dan cepat. Selain itu, keabsahan data peserta juga terjamin. Upaya peningkatakan fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan bentuk komitmen BPJS Kesehatan dalam peningkatan kepuasan peserta JKN, terutama pasien hemodialisis. Selain itu, data peserta telah terekam sehingga meminimalisir penyalahgunaan manfaat layanan JKN oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Advertisement
Ini yang dirasakan oleh keluarga Citra Ayuningtyas asal Kalurahan Siduadi, Mlati, Sleman, merasakan semakin mudah, cepat dan setara serta besarnya manfaat menjadi peserta JKN. Pasalnya, sekarang periksa layanan HD di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) cukup menggunakan sidik jari saja, jadi dapat menghemat banyak waktu.
“Alur dan prosedur layanan untuk peserta cuci darah sekarang semakin mudah di FKRTL, kini tidak perlu lagi mengulang surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), periksa cukup menggunakan sidik jari, dokter dan tenaga medis juga ramah-ramah. Bahkan dengan jaminan sosial kesehatan ini bisa dimanfaatkan untuk berobat sewaktu-waktu,” kata Citra saat proses cuci darah di Klinik Dialisis Damai Sejahtera di Kalurahan Sinduharjo, Ngaglik, Sleman.
Dia mengakui sudah rutin seminggu dua kali untuk cuci darah, penyakit gagal ginjal yang diderita bukan pertama kali. Pasalnya, di 2014 lalu sempat mengalami sakit yang sama, namun karena menjalani transplantasi ginjal bisa kembali sehat.
“Dulu ditanggung sendiri karena belum ikut menjadi peserta JKN. Jadi, apa-apa harus bayar, dan tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Ternyata benar kata orang-orang, sakit itu butuh biaya besar,” katanya.
Kendati demikian, ia mengakui sekitar sepuluh bulan lalu, fungsi ginjal menurun sehingga diharuskan menjalani proses cuci darah. Perawatan rutin terus dilakukan hingga sekarang. “Dari kasus yang pertama, oleh dokter disarankan untuk ikut menjadi peserta JKN di 2015. Ternyata banyak manfaatnya karena sakit yang kedua ada jaminan dari BPJS Kesehatan,” ucap Citra.
Sudah banyak manfaat yang diperoleh dari menjadi peserta JKN selama menjalani perawatan yang kedua, banyak terbantu karena proses cuci darah ditanggung Program JKN sehingga tidak mengeluarkan biaya.
“Jelas sangat membantu dan banyak manfaat yang dirasakan selama proses perawatan cuci darah. Tidak ada mengeluarkan biaya apapun selama ini, semuanya dijamin oleh JKN,” katanya.
BPJS Kesehatan dan fasilitasnya, terutama untuk pasien cuci darah juga terus mengalami peningkatan dalam hal pelayanan. Berbagai simplifikasi administrasi layanan terus diupayakan. Upaya yang terus dilakukan tersebut salah satunya atas dasar pertimbangan pasien yang terus meningkat dan pelaksanaan pelayanan di fasilitas kesehatan agar dapat meningkat. Penyederhanaan alur pelayanan kesehatan ini merupakan bentuk komitmen terhadap perbaikan layanan kepada peserta JKN.
“Pelayanan BPJS Kesehatan sangat bagus sekali karena tidak ribet dan selalu ada peningkatan dari waktu ke waktu. Makin kesini makin banyak perbaikan-perbaikan dan terus semakin baik,” ujarnya.
Citra berharap Program JKN yang sudah banyak membantunya, baik dari segi pelayanan kesehatan maupun biaya pengobatan agar tetap ada. Layanan yang sudah baik ini terus dipertahankan dan ditingkatkan. Pasalnya, ia masih ingin melakukan transplantasi ginjal ulang. Semoga semua dapat dijamin oleh Program JKN,” ucapnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hari Santri 2024, Muhaimin Minta Pesantren jadi Pelopor Pendidikan yang Mengedepankan Antikekerasan Kepada Peserta Didik
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Mulai Turun, BPBD Bantul Tinjau Status Siaga Darurat Kekeringan
- Pilkada Bantul 2024 Diikuti 3 Paslon, Ini Visi Misi Tiap Paslon
- Izin Gubernur DIY Sudah Turun, TPST Donokerto Sleman Mulai Dibangun
- Aldi Satya Mahendra Pebalap Asal Bantul Raih Juara Dunia WSSP 300, Orangtua Merasa Bangga
- Pendaftaran Gelombang Pertama Ditutup, Ribuan Pelamar Berminat Jadi PPPK di Sleman
Advertisement
Advertisement