Advertisement
Pemkab Bantul Tak Targetkan Kunjungan Wisata ke Museum, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kebudayaan (Disbud) Bantul tidak pernah menargetkan kunjungan museum di Bantul setiap tahun. Kepemilikan museum di Bantul yang merupakan milik swasta, sehingga untuk meningkatkan kunjungan museum, Disbud Bantul harus bersinergi bersama pengelola museum setempat.
Sementara Kepala Bidang Sejarah, Permuseuman, Bahasa dan Sastra, Dinas Kebudayaan Bantul, Purwanto menyampaikan tidak mematok target untuk kunjungan museum di Bantul setiap tahunnya. Dia menuturkan seluruh museum yang ada di Bantul merupakan museum milik swasta. Karena itu, menurutnya beberapa pengembangan pelayanan yang ada disana menjadi kewenangan pengelola museum. Pihaknya hanya dapat mendorong peningkatan kunjungan dalam beberapa aspek.
Advertisement
"Kami melakukan promosi museum-museum di Bantul melalui sosial media kami dan beberapa pertemuan dengan pengelola museum di daerah lain," katanya, Jumat (7/6/2024).
Sementara Pengelola Museum Tani Jawa Indonesia, Rahayu Liyantini menyampaikan kunjungan ke Museum Tani Jawa Indonesia hanya mencapai 300 orang per bulan. Jumlah kunjungan wisata tersebut pun tidak berbeda jauh dengan tahun lalu.
Baca Juga
Harga Tiket dan Jam Buka Museumku Gerabah Kasongan
Peringati Serangan Umum 1 Maret 1949, YKCB Gelar Nonton Film Janur Kuning
Rute dan Jalur Trans Jogja ke Terminal Jombor, Giwangan, hingga Bantul
Dia menuturkan pengunjung museum sebagian besar didapatkan dari kerjasama Museum Tani Jawa Indonesia dengan berbagai instansi dan biro wisata. Kerja sama tersebut dinilai mampu mendatangkan pengunjung dari berbagai daerah.
“Kebanyakan kunjungan ke Museum Tani secara kelompok. Hampir 80 persen kunjungan dari beberapa sekolah [pelajar] di sekitar DIY,” ujarnya.
Dia menilai perlu dukungan Pemkab Bantul untuk meningkatkan kunjungan ke Museum Tani Jawa Indonesia. Dia menuturkan Museum Tani Jawa Indonesia yang menghadirkan berbagai alat pertanian dan praktik pertanian, tidak banyak menarik kunjungan wisatawan lokal. Hal itu karena sebagian besar masyakarat DIY bekerja sebagai petani, sehingga kegiatan pertanian sudah lumrah. Dia pun menyampaikan bahwa museum tersebut dihadirkan untuk mengedukasi pengunjung mengenai nilai-nilai yang ada didalam pertanian yang bisa dimaknai oleh berbagai kalangan masyarakat.
"Tujuan kita kunjungan museum memberikan nilai perjuangan para petani. Itu yang seharusnya pemerintah sampaikan, edukasi kepada khalayak umum. Pemerintah dapat memberikan edukasi terkait pentingnya kegiatan pertanian. Peran pemerintah dibutuhkan, [untuk mengedukasi masyakarat] bahwa pertanian dibutuhkan untuk kelangsungan hidup," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Investasi Senilai Rp16 Triliun, Pabrik Vendor Apple Dibangun di Indonesia
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Tambah Mobil Pemadam Kebakaran
- Penganiayaan oleh Polisi, Polda DIY Tegaskan Tidak Mengintervensi Penyelidikan Kematian Darso
- Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur hingga Purwosari, Rabu 15 Januari 2024
- Jadwal Kereta Api Bandara Hari Ini 15 Januari 2025, dari Stasiun Tugu Jogja ke YIA
- Jadwal SIM Keliling di Godean Sleman Hari Ini 15 Januari 2024, Mulai Pukul 08.30 WIB
Advertisement
Advertisement