Bisnis Money Changer di Jogja Mulai Menyasar Pinggiran Kota
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bisnis valuta asing atau pertukaran mata uang asing di Jogja kini tidak hanya menyasar wilayah perkotaan atau destinasi wisata populer. Melainkan sudah merambah sub urban ke area perkampungan dengan sasaran yang lebih luas, bahkan masyarakat pedesaan.
Selain itu cara berbisnisnya pun antimainstream, tidak sekadar menunggu pelanggan datang. Melainkan pelaku usaha datang ke pihak yang membutuhkan jasa valas. Kondisi ini dilakukan oleh Andalan Money Changer karena wilayah Jogja dan sekitarnya tidak sekadar menjadi destinasi wisata, melainkan juga banyak warga yang menjadi pelancong yang akan pergi ke luar negeri.
Advertisement
BACA JUGA : Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
Syarat pembukaan bisnis money changer saat ini sangat ketat berbeda dengan beberapa tahun silam. Andalan Money Changer berhasil memenuhi tahapan perizinan. Persyaratan yang harus dilengkapi di antaranya pelaku usaha tidak masuk daftar hitam, melakukan feasibility study hingga memiliki fasilitas dan sistem keamanan kantor yang lengkap.
"Di Jogja sudah ada 12 money changer sudah beroperasi. Rata-rata berada di pusat kota seperti Malioboro, kami ingin beda. Karena selain wisatawan, banyak masyarakat yang menggunakan jasa money changer ini seperti cendekiawan muda, orang yang bepergian ke luar negeri yang mereka berada di daerah sub-urban [pinggir kota] dan urban. Sehingga kami membuka di Jalan Godean KM 4, Ruko Tirta Mas ini," kata Direktur Andalan Money Changer Intan Pranandari, Jumat (14/6/2024).
Ia telah melakukan transaksi sejak diterbitkan izin pada akhir Mei 2024 lalu. Adapun stok valas memang tidak selalu ada dari 26 mata uang tersedia, akan tetapi jika timnya bisa mengusahakan ketika sewaktu-waktu ada pelanggan membutuhkan matas uang tertentu. Adapun peminat paling banyak antara lain Dolar AS, Dolar Singapura, Riyal dan Bat Thailand serta Yen "Misalnya ada yang butuh Dinar Kuwait atau mau liburan ke Vietnam kebutuhan sekian, misal tidak ada stok tentu kami bisa upayakan," ujarnya.
Intan menegaskan alasan pembukaan bisnis itu bukan sekadar pariwisata namun lebih luas lagi. Karena pihak yang membutuhkan valas saat ini berkembang tidak hanya wisatawan mancanegara yang datang ke Jogja. Saat ini banyak masyarakat Jogja yang akan pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan, traveler, pebisnis jastip hingga tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mereka seringkali membutuhkan jasa valas.
BACA JUGA : Penggunaan Medsos Tidak Mendukung Pengurangan Emisi CO2, Kok Bisa?
"Termasuk warga di desa ini sangat memungkinkan membutuhkan jasa valas. Percaya atau tidak seperti di Prambanan, Borobudur, Kasongan itu biasanya turis asing memberikan tip dengan mata uang asing, mau ditukar kemana akhirnya menjual ke pengepul. Kami berusaha mendekatkan jasa valas ini ke masyarakat tersebut," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Biro PIWP2 Setda DIY Terus Dorong Percepatan Layanan Sanitasi Berkelanjutan
- Hadapi PSBS Biak di Lanjutan Liga 1, Ricky Cawor: Atmosfer Positif sedang Lingkupi PSS
- Program Makan Bergizi Gratis Butuh Kolaborasi Lintas Sektoral
- Tak Cuma Ribuan Alat Timbang dan Ukur, Pemkab Gunungkidul Juga Tera Ulang SPBU
- Artjog 2025 Mulai Disosialisasikan, Ajak Seniman dan Penikmat Seni Ikut Ramaikan Lebaran Seni
Advertisement
Advertisement