Advertisement

Pemkot Jogja Targetkan 23.750 Biopori, Dipantau Lewat Aplikasi Bank Sampah

Alfi Annisa Karin
Selasa, 25 Juni 2024 - 18:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Pemkot Jogja Targetkan 23.750 Biopori, Dipantau Lewat Aplikasi Bank Sampah Peluncuran aplikasi bank sampah oleh Ketua Forum Bank Sampah Kota Jogja Aman Yuriadijaya yang ditandai dengan pemukulan gong pada acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia di Embung Langensari, Selasa (25/6) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, GONDOKUSUMAN—Pemkot Jogja mendorong bank sampah tak hanya berperan mengolah sampah anorganik, tapi juga organik. Hal ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Jogja.

Ketua Forum Bank Sampah Kota Jogja Aman Yuriadijaya menuturkam sejauh ini bank sampah telah mampu menekan sampah anorganik. Bahkan presentasenya mencapai 30 persen dari seluruh produksi sampah di Kota Jogja.

Advertisement

Tepatnya, gerakan zero sampah anorganik yang digencarkan oleh bank sampah mampu mengurangi hingga 100 ton sampah. Dari 300 ton, kini tersisa 200 ton yang harus dikelola Pemkot Jogja.

BACA JUGA: Pemda DIY Sebut Timbunan Sampah di Kota Jogja Mencapai 5.000 Ton Lebih

"Tahun ini kami melakukan pelatihan pengolahan sampah organik berskala rumah tangga dengan metode biopori. Harapan kita dari 200 ton bisa menurun," kata Aman saat ditemui di Embung Langensari, Selasa (25/6/2024).

Aman mengatakan, pada akhir 2024 mendatang diharapkan akan ada 23.750 titik biopori yang tersebar di Kota Jogja. Ini menjadi cara masyarakat untuk mengolah sampah organik skala rumah tangga. Nantinya, seluruh rumah tangga yang punya biopori akan tercatat dalam aplikasi bank sampah.

Aplikasi itu secara resmi diluncurkan pada gelaran puncak perayaan Hari Lingkungan Hidup sedunia di Embung Giwangan, Selasa (25/6/2024). Dia juga menggandeng pemangku wilayah untuk turut mengawal keberhasilan pengelolaan sampah organik berskala rumah tangga itu di wilayahnya masing-masing.

"Ada datanya, by name by address. Nanti konangan sudah difungsikan atau belum, akan terdeteksi. Nyuwun ndherek titip ke mantri pamong praja. Harapannya, sisa sampah sudah tidak 200 ton perhari lagi, tapi menurun. Sehingga yang di hilir bisa lebih optimal dan Jogja menjadi lebih bersih," ungkapnya.

Kabid Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja Christina Endang Setyowati menuturkan aplikasi bank sampah ini merupakan upaya penyebarluasan informasi. Gunanya untuk membangun semangat pengelolaan sampah organik di Kota Jogja.

DLH Kota Jogja akan meluncurkan fitur Peta Sebaran Biopori pada aplikasi bank sampah. Dia menambahkan, pada peta sebaran biopori, akan tersaji informasi berupa titik lokasi biopori, asal program biopori, nama bank sampah penerima biopori, serta jumlah biopori yang dimanfaatkan.

"Sampai saat ini pengelolaan sampah dengan metode biopori telah tersebar pada sebanyak 10.280 KK di 14 kemantren dan 45 kelurahan yang ada di Kota Jogja," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenperin Terbitkan Platform JIS dan Polimer untuk Percepatan Layanan Industri

News
| Sabtu, 28 September 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement