Advertisement

Perluas Jaringan Listrik Sektor Pertanian, Pemkab Gunungkidul Bakal Gandeng PLN

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 25 Juni 2024 - 18:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Perluas Jaringan Listrik Sektor Pertanian, Pemkab Gunungkidul Bakal Gandeng PLN Seorang pengendara sendang melintasi tanjakan Clongop di Kapanewon Gedangsari. Foto diambil 8 Februari 2023. (Harian Jogja - David Kurniawan)

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) akan menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kerja sama ini bertujuan menyediakan jaringan listrik untuk sektor pertanian.

Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengaku biaya yang dikeluarkan petani lebih sedikit jika menggunakan listrik daripada solar. "Solar itu juga sulit didapat, harus pakai rekomendasi juga. Kalau listrik itu biaya murah dan pakai pulsa. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan,” kata Rismiyadi dihubungi, Selasa (25/6/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Terjerat Kasus Mafia Tanah, Status 3 Lurah di Sleman Dinon-aktifkan

Sebab itu, DPP Gunungkidul sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan PT PLN dalam menyediakan jaringan listrik. Judul yang akan diusung yaitu Listrik Masuk Sawah. Katanya, jarak lokasi yang perlu dialiri listrik rata-rata 300 meter – 600 meter.

Di Kapanewon Semin dan Karangmojo saja, ada kelompok tani yang membeli tiang bantu untuk mendekatkan jaringan listrik dengan pompa air. Pompa ini akan menarik air dari sumur bor.

“Semoga tahun ini bisa teralisasi. Petani banyak mengoperasikan pompa air soalnya. Tapi ya itu tadi ada hambatan jaringan listrik di persawahan,” katanya.

Lahan pertanian yang sudah menggunakan sumur bor hampir semua menggunakan listrik. Adapun jumlah pembangunan sumur bor, pert tahun mencapai sepuluh titik. Satu sumur bor dapat dipakai untuk 20 hektar.

“Berarti setahun rata-rata ada 200 hektar yang dialiri air sumur bor. Kalau ditarik tiga tahun terakhir sekitar 600 hektar hingga 1000 hektar pakai listrik. Itu angka minimal saja untuk membangkitkan air lewat sumur bor,” ucapnya.

BACA JUGA: Harga Masih Menggiurkan, Petani Bawang Merah di Parangtritis Mulai Tanam Serentak pada Awal Juli 2024

Disinggung perihal penggunaan tenaga surya, Rismiyadi mengaku masih belum ada. Operasional tenaga surya tergolong mahal dan perlu petani andal agar dapat merawat tenaga surya itu. 

“Kalau sumber air yang diresmikan Pak Prabowo di Banyusoco juga tenaga listrik. Tapi mengairi berapa hektar kami belum tahu,” lanjutnya.

Proyek tersebut merupakan hasil program pompanisasi dan pipanisasi pengairan lahan pertanian sekitar 1.009 hektar untuk Kalurahan Banyusoco dan Karangduwet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Joe Biden Akui Penampilannya Kurang Maksimal di Debat Perdana Pilpres AS

News
| Sabtu, 29 Juni 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Gunung Batu di Tiongkok Dijuluki Ujung Pisau Berkat Bentang Alamnya yang Unik

Wisata
| Minggu, 23 Juni 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement